TPCOM, JAKARTA- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), perusahaan pendukung pembiayaan kredit properti dan rumah, diketahui tengah mengajukan rencana penerbitan obligasi berkelanjutan ke IV sebesar Rp12 triliun kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Nilai obligasi yang diajukan itu merupakan terbesar dalam sepanjang sejarah penerbitan bond perusahaan tersebut, dengan tujuan untuk mendukung program sejuta rumah yang menjadi program pemerintah, dengan memperkuat pembiayaan sekunder supaya perbankan penyedia KPR bersubsidi kuat dalam pendanaan KPRnya.
“Kami sedang mengajukannya ke OJK. Kami ingin mendukung lebih intensif pembiayaan program perumahan rakyat,” ujar Ananta Wiyogo, Dirut SMF di Jakarta pada Jumat (3/03).
Menurut dia, perbankan dan lembaga penyalur KPR bersubsidi perlu dukungan pendanaan yang bersifat jangka panjang supaya kelangsungan pembiayaan kredit konsumer dalam bentuk KPR bisa berjalan dengan baik.
Dalam ini, tambahnya, penggalangan dana oleh SMF melalui penerbitan obligasi tersebut untuk mendukung upaya tersebut, dimana SMF memberikan dana kepada perbankan dan lembaga pembiayaan tersebut.
Perusahaan yang telah didirikan Kementerian Keuangan sejak 22 Juli 2005 ini diketahui pada Jumat (3/03) lalu, menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Sarana Multigriya Finansial Tahap VII Tahun 2017 senilai Rp1,68 triliun.
Obligasi tersebut mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dua nomor seri, yaitu Seri A sebesar Rp677 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,5 persen per tahun dan Seri B dengan nilai Rp1 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,4 persen per tahun.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia untuk Obligasi ini memberikan peringkat idAAA (Triple A). Untuk obligasi ini yang bertindak sebagai wali amanatnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Penyaluran Dana Bank Penyedia KPR
Sepanjang 2016, SMF mencapai peningkatan kinerja dalam kegiatan penyaluran dana dalam skema transaksi sekuritisasi kepada perbankan dan lembaga penyalur KPR dengan nilai mencapai Rp7,14 triliun.
Ananta mengatakan perusahaan yang dipimpinnya itu akan meningkatkan kerjasama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan perusahaan multifinance di tanah air guna mendukung akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dalam mendapatkan rumah layak huni.
Dia menilai peran BPD yang berbasis di daerah strategis dan penting dalam penyaluran KPR karena mereka umumnya lebih mengenal karakteristik masyarakat di sekitarnya. Sayangnya sampai saat ini BPD belum menjadi pemain utama dalam penyaluran KPR.
“Karena itu kami ingin mendorong BPD agar lebih intensif masuk ke KPR program perumahan rakyat. Kami terus berupaya menjalin kerjasama dengan BPD-BPD di masing-masing daerah untuk penyaluran KPR,” ujar Ananta di Surabaya, Senin (27/2). Ananta berkeinginan kerjasama dengan BPD itu nantinya menjadi tolak ukur keberhasilan SMF dalam penyaluran KPR.
Pangeran