JAKARTA, tpcom– Berambisi menjadi kawasan industri terpadu terbaik, PT Modern Industrial Estat siap mengoperasikan Hotel Swiss-Belinn Modern Cikande pada akhir tahun ini dengan target menjadi layanan hospitality utama bagi kegiatan bisnis dan industri di KI tersebut.
Diuntungkan menjadi salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia dengan luas kawasan mencapai 3.175 hektar, Modern Cikande melengkapi kawasan kelolaannya itu dengan perhotelan kelas bintang tiga dengan menggelontorkan biaya investasi mencapai Rp125 miliar.
Anak usaha PT Modernland Realty Tbk., itu membangun Hotel Swiss-Belinn Modern Cikande setinggi 10 lantai dengan kapasitas 165 kamar. Proyek hospitality ini dikembangkan di atas lahan seluas 7.750 m2 dengan luas bangunan 10.640 m2 yang dilengkapi dengan ballroom berkapasitas 1000 orang, restaurant, lobby lounge, jaringan Wi-Fi, kolam renang, spa, hingga fitness center.
“Kami ingin menjadikan Modern Cikande menjadi kawasan industri yang memenuhi harapan pelaku industri. Hotel ini bisa menjadi sarana pendukung bagi kegiatan bisnis yang membutuhkan sarana akomodasi. Modern Cikande sudah jadi rumah bagi usaha dan bisnis bagi pebisnis di industri F&B, chemical, perusahaan steel, metal product & smelter hingga perusahaan di bidang home & building materials,” ujar Pascall Wilson, Direktur Utama PT Modern Industrial Estat dalam siaran persnya yang diterima Transaksiproperti.com, Rabu (20/9).
Proyek Hotel Swiss-Belinn ini, konstruksinya sudah mulai dibangun sejak Maret tahun lalu yang diproyeksikan mampu melayani kebutuhan sarana akomodasi dan ruang meeting bisnis bagi sekitar 200 perusahaan manufaktur yang beroperasi dalam kawasan tersebut.
“Ada sekitar 20.000 karyawan dan profesional yang bekerja di kawasan Modern Cikande. Ada kebutuhan penginapan dan ruang pertemuan bahkan gaya hidup yang perlu kami sediakan bagi orang-orang yang beraktifitas di kawasan industri ini.”
Terus Lengkapi Infrastruktur Pendukung
Lebih jauh, Pascall mengatakan Modern Cikande terus berkembang menjadi kawasan industri terpadu seiring dengan makin tingginya minat pelaku manufaktur yang masuk ke kawasan industri tersebut.
Salah satunya, lanjutnya, dengan cara manajemen yang terus meningkatkan kapasitas kawasan dengan pengembangan sejumlah infrastruktur pendukung yang menjadikan kawasan Modern Cikande menjadi
Dalam hal ini, lanjutnya, PT Modern Industrial Estat pada tahun ini membangun sejumlah proyek infrastruktur pendukung, seperti proyek Water Treatment Plant (WTP) atau IPAL dengan kapasitas awal mampu mengolah 100 liter per detik, proyek perbaikan infrastruktur jalan utama sepanjang 5 km dan jalan sekunder 5 km, pengerjaan pematangan lahan seluas 500 hektar hingga membebaskan lahan baru seluas 200 ha- 300 ha.
Dia mengharapkan pembangunan infrastruktur tersebut mampu meningkatkan kualitas layanan bagi industri yang beroperasi di Modern Cikande, bahkan menciptakan kenyamanan yang berdampak pada peningkatan produktifitas di kalangan perusahaan yang beroperasi dalam kawasan industri tersebut.
Perusahaan multinasional yang tercatat telah beroperasi di kawasan industri milik grup PT Modernland Realty Tbk., itu, antara lain PT Berri Indosari, PT Boo Young Indonesia, PT Fajarina Unggul Industry, PT Jongka Indonesia, PT. Chempro Indonesia, PT Marindo Lab Pratama, PT Sierad Industries, PT Cargill Indonesia, PT San Fang Indonesia, PT Citra Baru Steel, PT Pigeon Indonesia, PT Charoen Pokphand Indonesia, dan PT Tomoe Engineering.
“Sebagai penghuni ModernCikande, kami diperlakukan dengan sangat baik selama enam tahun bergabung di kawasan ini. Keamanan menjadi prioritas utama kami selama beberapa tahun belakangan dan ModernCikande telah membuktikan janjinya. Kegiatan operasional kami berjalan baik tanpa adanya gangguan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang kerap terjadi di kawasan industri lainnya,” ujar Ch. Wilmin dari PT Utama Prima Gemilang, salah satu perusahaan yang menjadi tenant Modern Cikande.
KI Modern Cikande membukukan penjualan lahan hingga 28,5 hektar pada 2016. Bahkan, Colliers International Indonesia mencatat KI Modern Cikande mencatatkan rekor penjualan penjualan lahan KI tertinggi se Jabodetabek selama dua tahun berturut-turut (2014-2015).