TPCOM, JAKARTA- PT Sarana Multigriya Finansial– BUMN Pembiayaan pasar sekunder perumahan mencatatkan outstanding pembiayaan KPR bekerja sama dengan bank dan multifinance hingga Juni 2017 mencapai Rp32,64 triiun.
Angka penyaluran dana pinjaman itu sebenarnya tidak sepenuhnya dalam bentuk skema kredit kepemilian rumah (KPR), tetapi Rp8,15 triliun diantaranya dikucurkan dalam bentuk transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) yang diterbitkan oleh bank-bank penyedia KPR, terutama Bank Tabungan Negara.
Dengan kucuran dana sebesr itu, SMF telah berhasil membantu pembiayaan untuk pembeli hunian melalui bank dan multifinance penyedia KPR dengan jumlah debitur mencapai 631,8 juta debitur secara nasional.
Menurut Ananta Wijogo, Dirut PT SMF, keberadaan PT SMF telah memberikan dampak nyata dalam mendukung penguatan program perumahan rakyat karena pembiayaan yang diberikan mayoritas untuk debitur segmen menengah bawah yang pilihan hunian juga kela menengah bawah.
“Kami sudah membiayai secara berkelanjutan melalui program sekuritisasi dan obligasi dengan bank dan multifinance. Kami secara terus mendorong Bank Pembangunan Daerah untuk bekerjasama menyalurkan KPR. Berbagai perusahaan pembiayaan juga kami dorong untuk membiayai KPR,” ujarnya di Jakarta, Kamis (22/6).
Kerjasama dengan BPD diharapkan bisa memperluas penyaluran KPR ke berbagai lapisan masyarakat yang selama ini tidak terjangkau dalam proses bisnis pembiayaan KPR. Dengan begitu, lanjutnya, SMF turut membantu program perumahan yang digalang oleh pemerintah secara lebih luas.
Dia menjelaskan kebijakan korporasi yang ditempuh SMF sendiri dalam menguatkan pasar pembiayaan perumahan di Indonesia adalah terus meningkatkan peran perusahaan yang dibentuk sejak 2009 itu dalam penyediaan dana jangka panjang bagi pasokan dana kredit perumahan, terutama kredit konsumennya yang memiliki tenor kredit hingga 20 tahun.
Obligasi Baru Senilai Rp1 Triliun
Selain itu, SMF menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2017 sebesar Rp1 triliun. Obligasi berbunga tetap tersebut menjadi bagian dari Obligasi Berkelanjutan IV dengan nilai plafond sebesar Rp12 triliun.
“Final book building kami untuk obligasi PUB IV tahap I tahun 2017 melebihi target yaitu mencapai Rp1,752 triliun, namun bisa kami serap sebesar Rp1 triliun, sesuai target,” kata Ananta, seperti dilansir oleh Sindonews.com. Obligasi baru ini, tambahnya, memperoleh peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Surat utang senilai Rp1 triliun itu terdiri dari dua seri, yaitu seri A dengan dengan jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp696,5 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 7% per tahun, dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.
Sedangkan untuk seri B, jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp303,5 miliar dengan dengan bunga tetap sebesar 7,8% dan berjangka waktu selama tiga tahun. Dana yang diperoleh dari obligasi ini setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada Penyalur KPR.
Ananta mengaku penerbitkan obligasi ini jadi bentuk komitmen dari perseroan untuk terus berperan sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR.
SMF sendiri merencanakan penerbitan obligasi lagi, yaitu PUB IV tahap II yang dijadwalkan terbit pada kuartal tiga atua empat tahun ini juga. Kepastian bulannya akan bergantung pada kondisi pasar keuangan dan juga kondisi likuiditas SMF pada saat itu.
Baca juga: Perluas Akses Pembiayaan Rumah, SMF Izin Terbitkan Bond Rp12 Triliun