Beranda Global Rumah Susun di Singapura Setara dengan Kondominium Mewah

Rumah Susun di Singapura Setara dengan Kondominium Mewah

0
BERBAGI

Lebih dari 80% penduduk Singapura tinggal di kawasan perumahan yang dibangun pemerintah. Namun jangan membayangkan perumahan yang mereka miliki seperti kebanyakan kondisi rumah susun (Rusun) di tanah air.

Dikutip dari laman Businessinsider, Kamis (4/4/2013), keputusan penduduk Singapura untuk tinggal di rumah bertingkat yang dibangun pemerintah dikarenakan biaya perumahan di negara ini teramat mahal.

Hanya kalangan orang kaya dan mungkin jutawan yang bisa tinggal di sebuah kondominium pribadi. Sementara sebagai besar penduduk lain yang hanya bisa menghasilkan pendapatan US$ 97 ribu per tahun, memilih tinggal di kawasan perumahan rakyat.

Diantara beragam perumahan rakyat yang dibangun pemerintah Singapura, terdapat satu versi yang dibangun dengan lebih glamor. Rumah susun ini lebih cocok disebut sebagai kondominium mewah, bahkan untuk anggapan warga dari Amerika Serikat sekalipun.

Rusun atau lebih kerennya disebut Apartemen Pinnacle @ Duxton, merupakan kawasan perumahan rakyat yang dibuka kepada publik pada 2010. Dibangun sebanyak tiga menara, Rusun di kawasan ini memiliki 1.848 unit rumah yang sebagian diantaranya memiliki tiga kamar berdekorasi modern.

Setiap menara dihubungan oleh beranda yang telah dihiasi di lantai 50. Di beranda ini terdapat tempat fitnes, trek jogging, area bermain, dan pemandangan menakjubkan dari kota dan pelabuhan di Singapura.

Tentu saja, Pinnacle @ Duxton memang menunjukan perumahan rakyat kelas atas dan banyak masyarakat yang memilih tinggal di unit yang lebih tua. Namun proyek ini merupakan ide yang akan dikembangkan oleh Singapore’s Housing & Developmen Board (BOD).

Perusahaan arsitek ARC Studio membangun kompleks ini dengan tujuan untuk memberikan cara hidup yang lebih beragam bagi penghuninya. Salah satu yang dilakukan adalah membangun komplek perumahan yang ramah lingkungan.

Bagian luar dari kompleks ini diketahui memiliki taman dan fasilitas rekreasi.

“Kami sangat kagum melihat bagaimana konsep ramah lingkungan dan alam bersatu dalam sebuah karya arsitek,” kata Perancang, Khoo Peng Beng.

Hasil dari perpaduan ini adalah sebuah komplek perumahan yang secara mengejutkan bisa membangun keakraban meski dalam luasan yang besar. (Shd)

LEAVE A REPLY