TPCOM, JAKARTA- Penjualan apartemen di Jakarta pada kuartal I/2017 mencapai angka 3.000 unit atau naik dibandingkan dengan realisasi penjualan kuartal sebelumnya hingga 87,5%, dimana saat itu angka penjualan cuma 1.600 unit.
Kinerja kuartal itu dianggap bisa menjadi sinyal sekaligus harapan bahwa penjualan apartemen tahun ini bakal menembus angka minimal 12.000 unit. Itu artinya menyamai angka penjualan periode yang dianggap gemilang pada 2013-2014 yang lalu.
Hal itu terungkap dalam paparan tinjauan pasar properti Jakarta pada kuartal I/2017 yang disampaikan oleh Anton Sitorus, Direktur Penelitian dan Konsultasi Savills Consultants Indonesia di Jakarta, Kamis (20/4).
“Starting pada kuartal perdana ini sangat bagus. Ini berpotensi kembali membawa kepada angka penjualan 2013-2014 yang sangat bagus. Dua tahun yang bisa dibilang masa booming dengan penjualan mencapai 120.000 unit per tahun. Melihat kondisi makro kita ada harapan hal itu bisa terulang pada tahun ini,” ujar Anton, yang menjadi salah satu analis properti senior di Jakarta tersebut.
Menurut dia, pasokan unit apartemen hingga akhir tahun ini mencapai 35.000 unit dan bakal bertambah lebih besar lagi hingga 2021 yang diproyeksikan mencapai 76.000 unit. (Lihat tabel)
Dalam peta pertumbuhan proyek apartemen dan kondominium ini, ungkap Anton, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat menjadi wilayah yang paling mendominasi, dimana Jakarta Barat mencapai angka 25.000 unit dan Jakarta Selatan berkisar pada angka 17.000 unit.
Sedangkan Jakarta Timur menjadi wilayah paling rendah pertumbuhan proyek apartemenya dengan proyeksi pasokan proyek baru cuma di bawah 5.000 unit.
Dalam hasil riset yang dilakukan oleh Savills Consultants Indonesia, ternyata 70% dari total proyek baru yang akan masuk ke pasar, sudah terjual alias diserap oleh pasar. Proporsi serapannya yang terbesar adalah apartemen kelas menengah bawah atau apartemen murah, lalu apartemen menengah, apartemen menengah atas dan apartemen premium. (Lihat tabel)
Harga Naik Pelan
Yang menarik dari hasil riset Savills Consultants Indonesia adalah lompatan angka penjualan pada kuartal I/2017 tidak diikuti oleh signifikansi penaikan harga apartemen itu sendiri.
Bandingkan, kinerja penjualan apartemen pada 2013-2014 yang mencapai 12.000 unit per tahun, telah mendorong kenaikan harga hingga mencapai 40%. Tetapi penaikan harga pada kuartal I/2017 baru terkerek sebesar 3,8%. Menurut Anton, dari sisi pembeli tentu hal ini menjadi momentum beli karena harga masih tertahan dengan harapan kemudian harga akan naik menjadi lebih tinggi untuk meraih capital gain.
“Kalau makro ekonomi membaik maka idelanya kenaikan harga itu berbanding empat kali angka inflasi nasional. Jadi tentu kita berharap ekonomi terus membaik untuk mendukung tumbuh dan kuatnya pasar properti nasional.”
Anton menjelaskan harga apartemen kelas premium mencapai Rp58 juta per m2, kemudian untuk kelas atas berkisar Rp42 juta per m2, kelas menengah atas berkisar Rp35 juta, kelas menengah seharga Rp25 juta per m2, dan untuk kelas menengah bawah dijual dengan harga Rp20 juta per m2.