Dialah kini marketer yang mampu menyatukan para broker properti ke dalam satu konsorsium penjualan proyek properti primer.
Dia konstan menyebut aliansi pemasarannya dengan kolaborasi PROJEK- model marketing berbasis marketplace yang baru dibangunnya dan 7 Master Franchise agen properti. Ketujuh broker yang bersatu dalam proyek penjualan tersebut adalah Century21 Indonesia, Era Indonesia, LJ Hooker, Promex, Remax dan Ray White Indonesia, dan Harcourts.
Yang terbaru, ‘geng marketing’ ini menggarap penjualan proyek apartemen Opus Park di Sentul City Bogor- proyek yang dikembangkan oleh PT Izumi Sentul Realty, perusahaan Joint Venture antara PT Sentul City Tbk., Sumitomo Corporation dan Hankyu Hanshin Properties Corporation dari Jepang.
Dia adalah Andy K Natanael, praktisi marketing properti yang menghabiskan perjalanan karirnya di bidang marketing pada hampir semua perusahan pengembang ternama. Sebut saja Sinarmas Group, Summarecon Agung, Paramount Land dan terakhir di PT Modernland Realty Tbk. Modernland bukan karir terakhirnya sebenarnya karena dia sempat sekejap mampir tim marketing proyek ambisius Lippo Group, yaitu Meikarta.
BACA JUGA: PT Belitung Golf Garap Hunian Resor & Lapangan Golf di Pantai Laskar Pelangi
Tetapi, Andy memang ranyang dan suka tantangan, sehingga dia kemudian membangun perusahaan khusus marketing yang mirip-miriplah model broker properti tapi berbasis aplikasi atau marketplace online dengan nama Projek tersebut.
Model pemasaran yang relatif baru yang dibawanya ke pemasaran properti ini menarik perhatian banyak pihak. Tak pelak, Andy saat ini menjadi salah satu eksekutif dunia pemasaran paling menonjol di pasar properti Jakarta dan Jabodetabek. Tetapi, Andy memang ranyang dan suka tantangan sehingga setelah malang melintang berkarir di sejumlah perusahaan properti raksasa, dia kemudian memilih membangun perusahaan khusus marketing yang mirip-miriplah model broker properti bernama Projek.
Dia sendiri pernah berpendapat,”Seharusnya antara developing dan marketing itu dipisahkan. Pengembang biar membangun dan merencanakan proyek, lalu penjualan dan pemasarannya serah kepada ahli pemasaran [baca: broker properti].”
Empat Strategi Pemasaran Era Digital
Andy menyebut ada empat strategi yang menjadikan penjualan dan proses marketing properti bisa laku di pasar dalam era digital saat ini. Keempat strategi itu adalah:
1. Diferensiasi produk
2. Market experience
3. Edukasi pasar
4. Digital marketing
Dalam menjalankan bisnis pemasarannya saat ini, Andy mengaplikasikan keempat strategi ini dengan melibatkan jejaringan pemasaran massal. Jadi jangan heran kalau dia berani memberikan garansi kepada pemilik proyek bahwa konsorsium marketernya mampu menjual habis suatu proyek berskala besar hanya dalam jangka waktu 2 tahun hingga 2,5 tahun.
Kini Andy terus mendapatkan kepercayaan untuk menjadi penjual eksklusif sejumlah proyek properti dari para pengembang. Beberapa proyek baru yang ditanganinya, seperti proyek apartemen Puri 8 Residence, Bali Resort Bogor, proyek JP Apartment di Bogor, hingga proyek properti resor Black Rocks Golf Belitung di Bangka Belitung.
Dia menggerakkan penjualan di pasar dengan kekuatan aliansi marketer yang dinamakannya dengan PROJEK dan 7 Master Franchise agen properti tersebut. Dan bisa jadi pada proyek yang lain bukan PROJEK dan 7 Master Franchise agen properti. Tetapi PROJEK dan 8 Master Franchise agen properti, PROJEK dan 9 Master Franchise agen properti atau PROJEK dan 10 Master Franchise agen properti.
Ketujuh broker yang bersatu dalam proyek penjualan tersebut adalah Century21 Indonesia, Era Indonesia, LJ Hooker, Promex, Remax dan Ray White Indonesia, dan Harcourts.