JAKARTA, tpcom– PT China Harbour Jakarta Real Estate Development mengaku 10% dari total angka penjualan apartemen di Jakarta pada 2017 yang mencapai 4.000 unit diraih oleh proyek Daan Mogot City (Damoci) yang dibangun di Jakarta Barat.
Atas dasar raihan tersebut, pengembang asal China ini optimistis penyerapan pasar properti Jabodetabek untuk proyek tahap pertama yang dikerjakannya sebanyak tujuh menara apartemen dan satu pusat perbelanjaan bisa diserap pasar menjelang jadwal serah terima pertama pada Maret 2020.
Dari tujuh menara tersebut akan tersedia sebanyak 3.500 unit apartemen dengan kompisisi 500 unit per menara yang dibangun dengan lantai dasarnya merupakan ruang pusat perbelanjaan dengan luas tapak mencapai 4 ha. Apartemen ini ditawarkan dengan banderol harga berkisar Rp20 juta- Rp25 juta per m2.
Deputi Direktur Marketing Daan Mogot City, Rocky mengatakan proyek Damoci tahap pertama dalam tahap kekerjaan konstruksi sebanyak tujuh menara dan satu pusat perbelanjaan di lahan seluas 4 hektare dari rencana 16 ha lahan yang akan dikembangkan.
“Kami berpengalaman membangun proyek properti di banyak negara. Kami akan bangun proyek bagus di sini. Apartemen kami tawarkan dengan banyak kemudahan dan kami yakin pembeli akan tertarik dengan proyek kami,” ujar Rocky di lokasi proyeknya di Jakarta Barat, Selasa (30/1).
Baca juga: Developer Raksasa China Main Apartemen Rp400 Juta di Jakarta
Pengembang Damoci ini terkejut dengan raihan angka penjualannya yang cukup tinggi mencapai 10% dari total penyerapan pasar properti di Jakarta pada 2017.
Dalam hal ini, China Harbour mengacu pada rilis JLL Indonesia, perusahan konsultan marketing dan riset properti yang merilis angka penjualan apartemen di Jakarta selama tiga kuartal tahun lalu mencapai 3.000 unit atau diperkirakan mencapai 4.000 unit selama tahun lalu.
Menurut Joshua, asosiasi marketing Daan Mogot City, pengembang proyek ini menjalankan model penjualan yang sangat aman karena adanya jaminan nasib investasi yang akan dilakukan oleh pembeli.
“Salah satu bentuknya adalah adanya klausul buyback [membayar kembali] uang yang sudah dibayarkan pembeli kalau ternyata proyeknya tidak jadi selesai dibangun. Dengan begitu pembeli sangat aman untuk membelinya,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Bahkan, tambahnya, pengembang yang menawarkan skema pembiayaan yang sangat mudah dan meringankan pembeli, dimana pembeli bisa melakukan pembelian dengan kredit ber-uang muka 0%.
Artinya, kewajiban membayar uang muka sebesar 10% dari harga unit ditanggung sendiri oleh China Harbour Jakarta Real Estate Development, sehingga pembeli hanya menanggung biaya cicilan kredit setiap bulannya.
“Kalau aturan uang muka dari bank lebih dari 10%, baru pembeli membiayai kelebihannya. Sedangkan kami menangung syarat DP 10%,” ujarnya.
PT China Harbour Jakarta Real Estate Development adalah anak usaha dari China Communications Construction Group (CCCG) yang sudah berbisnis selama 20 tahun terakhir di Indonesia.
Perusahaan ini sudah menggarap sejumlah proyek infrastruktur strategis di Indonesia, di antaranya Jembatan Suramadu, Jakarta International Container Terminal (JICT) Jakarta, jalan tol Kualanamu Medan.
CCCG sebagai induk perusahaan di pasar global tercatat memiliki pendapatan tahunan sebesar US$54.8 miliar atau sekitar Rp728,84 triliun.
Dengan pendapatan sebesar itu jelas perusahaan yang berbasis di Beijing dan listing di Bursa
Efek Hongkong ini menjadi salah satu perusahaan raksasa di dunia.
Berdasarkan rating yang dikeluarkan Forbes pada 2016, perusahaan ini masuk dalam jajaran 151 perusahaan terbesar di dunia.
Bahkan menurut perhitungan Forbes, China Communications Construction Group memiliki pendapatan atau penjualan tahunan dari berbagai lini bisnisnya yang masih terkait, mencapai US$62.63 atau sekitar Rp833 triliun.