TPCOM, JAKARTA- Jababeka Residence- anak usaha PT Jababeka Tbk., mencoba menggoda pasar dengan produk rumah toko (ruko), proyek komersial baru yang dikembangkan di Sudirman Boulevard, kawasan strategis di Kota Jababeka, Cikarang dengan banderol harga termurah pada angka Rp3 miliaran.
Sebanyak 53 unit ruko berlantai tiga dikembangkan oleh pengembang kawasan properti terpadu itu dengan nama proyek Ruko Sudirman Boulevard yang dibangun di sepanjang pintu keluar akaes jalan tol Cibatu hingga ke kawasan pusat bisnis atau CBD Kota Jababeka.
Sutedja S. Darmono, Presiden Direktur PT Grahabuana Cikarang– manajemen Jababeka Residence, mengatakan ruko yang dikembangkan itu memiliku ukuran luas bangunan dari 118 m2 hingga 351 m2.
“Kami yakin ruko ini menguntungkan karena lokasinya strategis. Ini mewakili lokasi utama dari 1,2 juta warga yang menetap di kawasan ini [Jababeka]. Proyek komersial ini akan banyak diminati,” ujarnya dalam acara pengumuman pemenang lomba penulisan karya jurnalistik yang digelar pengembang ini di Jakarta, Kamis (3/8).
Dia menambahkan pihaknya selaku pengembang memberikan tiga opsi skema pembiayaan untuk pembelian ruko itu, yaitu cara tunai keras, cara mencicil bertahap dan kredit perbankan atau KPR.
Menurut Sutedja, Ruko Sudirman Boulevard itu merupakan produk terbaru setelah mengembangkan sejumlah properti hunian, seperti apartemen Menara Monroe, Menara Elvis, Ruko Hollywood Boulevard, dan Palm Townhouse di kawasan Kota Jababeka yang memiliki lahan pengembang seluas 5.600 hektare tersebut.
Dia mengaklaim proyek-proyek terdahulu itu diserap pasar dengan baik sehingga hasil yang sama diharapkan dicapai pula oleh proyek Ruko Sudirman Boulevard yang kini digarap.
Menurut putra S.D. Darmono, perintis Kota Jababeka itu- penjualan properti di kawasan itu memiliki tiga keunggulan yang diberikan kepada pembeli, yaitu capaian capital gain atau kenaikan nilai aset dan imbal hasil sewa atau yield sebesar 12%, serta jaminan pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung yang memberi nilai tambah tinggi terhadap nilai aset properti yang dibeli.
Pendapatan Induk Usaha Naik
Sementara itu, PT Jababeka Tbk- induk usaha yang terdaftar sebagai perusahaan terbuka dengan kode emiten KIJA itu, membukukan total pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,62 triliun sepanjang semester pertama 2017 atau naik 19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan pendapatan perusahaan itu terutama didorong oleh pilar bisnis Real Estate dan Infrastruktur dengan kenaikan pendapatan masing-masing 20% dan 19% secara year-on-year.
Kontribusi utama kenaikan pendapatan diperoleh dari penjualan di kawasan industri Kendal yang meningkat hampir sepuluh kali lipat atau dari capaian Rp29,4 miliar menjadi Rp246,8 miliar.
Sedangkan kontribusi utama berasal dari kenaikan pendapatan dari pembangkit listrik yang dikelola dalam kawasan industri dengan pendapatan yang tumbuh 23% atau naik dari Rp619,9 miliar menjadi Rp765 miliar.
Akan tetapi, kenaikan pendapatan itu belum sejalan dengan raihan laba bersih KIJA. Selama semester I tahun ini, KIJA hanya mencatat laba bersih senilai Rp218,9 miliar atau turun 32% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Manajemen Jababeka beralasan penurunan keuntungan bersih itu bersumber dari penurunan laba bersih dari valuta asing yang merosot dari Rp158,8 miliar pada semester I 2016 menjadi Rp28,5 miliar pada semester I 2017. Kalau faktor valuta asing tidak dimasukkan menjadi hitungan, maka sejatinya laba bersih PT Jababeka Tbk., justru tumbuh sebesar 18%, dari pencapaian Rp161,9 miliar pada semester I 2016 menjadi Rp190,4 miliar pada semester I 2017.