TPCOM, DUBAI- Dubai, kota yang penuh kejutan dan keajaiban karya konstruksi. Menyebut Dubai tentu kita menjadi ingat dengan Burj Khalifa, gedung pencakar langit tertinggi di dunia sampai saat ini. Dibangun sejak 2004 dan beroperasi mulai 4 Januari 2010 dengan total ketinggian mencapai 829,8 meter.
Burj Khalifa adalah landmark Dubai dan Uni Emirat Arab yang dibangun dengan biaya saat itu mencapai US$1,5 miliar. Tidak hanya tinggi, tetapi juga megah, artistik dan futuristik yang melambungkan Dubai sebagai kota terhebat di dunia.
Akan tetapi melekatnya cerita hebat Dubai dengan Burj Khalifa segera berakhir pada 2020, berganti dengan Menara Dubai Creek Harbour, proyek gedung pencakar langit baru yang dibangun sejak sejak 2016. Kalau Burj Khalifa menjulang setinggi 829,8 meter ke langit, maka Dubai Creek Harbour bakal menyeruak ke langit setinggi 928 meter.
Proyek ambisius baru kota Dubai ini dirancang oleh Santiago Calatrava Architects & Engineers dengan pemilik proyek adalah Emaar Properties, perusahaan pengembang properti raksasa dunia asal Uni Emirat Arab.
Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum, salah satu orang terkaya di dunia yang juga Wakil Presiden dan Perdana Menteri UEA itu, telah membuka selubung tipis mega replika proyek Dubai Creek Tower di Grand Atrium, The Dubai Mall pada akhir Juli lalu. Replika itu menjadi perhatian bukan hanya bagi warga Dubai dan Emirat Arab, tetapi juga oleh masyarakat dunia yang tahjub dengan kehebatan dan keindahan proyek properti raksasa calon gedung tertinggi di dunia tersebut.
Replika tersebut dibuat semirip mungkin dengan disain dan arsitektur Dubai Creek Tower yang segera akan beroperasi pada 2020 tersebut. Benda miniatur itu dibuat dari aluminium dan termasuk elemen cladding 3D-printed dengan berat 3 ton dan membutuhkan waktu lebih dari 4.000 jam untuk mengerjakannya.
Menara Dubai Creek dibangun di sebelah Suaka Margasatwa Ras Al Khor dan merupakan inti dari proyek terpadu Creek Creek Dubai. Menara yang terlihat lebih indah daripada Burj Khalifa itu dibangun dengan mendapat inspirasi dari bunga bakung dan membangkitkan citra menara. Ia memiliki kuncup berbentuk oval yang memanjang yang akan memiliki beberapa dek observasi tertinggi di dunia.
Proyek hebat ini dibangun oleh Emaar dengan nilai investasi justru lebih murah dibandingkan dengan Burj Khalifa yang bernilai US$1,5 miliar, sedangkan ia hanya US$1 miliar.
Bos Emaar Properties Mohamed Alabbar menggambarkan proyek baru ini sebagai monumen elegan yang akan menaikan nilai pada proyek-proyek properti yang dikembangkan oleh perusahaan di sepanjang sungai di kota Dubai. “Menara akan ramping, membangkitkan citra menara, dan akan berlabuh ke tanah dengan kabel yang kokoh,” bunyi rilis Emaar.
Emaar memang perusahaan yang bergelimang uang dengan nilai investasi di bidang properti saat ini mencapai US$11,4 miliar atau sekitar Rp151,6 triliun. Perusahaan ini melalui sejumlah anak usahanya yang berinvestasi di sejumlah negara meraih pendapatan pada 2016 mencapai US$4,3 miliar.
Sumber: Skyscrapercenter.com, zawya.com serta sejumlah sumber lain, dirangkum.