JAKARTA, tpcom – Rencana Malaysia untuk menghidupkan kembali proyek kereta cepat Kuala Lumpur ke Singapura sepanjang 350 km menjadi perhatian pebisnis internasional. Hal itu diyakini akan membuka peluang bisnis yang lebih besar untuk berkembang di kedua negara.
Industri properti, seperti sub sektor realestat dan perkantoran akan mendaptkan pengaruh positif dari keberlanjutan megaproyek yang ditaksir bernilai US$17 miliar atau senilai Rp255 triliun tersebut.
Mengutip reuters.com, Malaysia terbuka untuk menghidupkan kembali proyek kereta api berkecepatan tinggi ke Singapura, meskipun hal itu harus menjadi inisiatif yang dipimpin sektor swasta, kata menteri perdagangan Malaysia dalam wawancara dengan CNBC yang ditayangkan pada Kamis (6/4/2023).
BACA JUGA: Resor di Maldives Bermandikan Cahaya Dari Listrik Solar Cell
Pada Januari 2021, Malaysia dan Singapura bersama-sama membatalkan rencana proyek terebut untuk membangun rel kereta api berkecepatan tinggi sepanjang 350 km antara Kuala Lumpur dan negara kota tersebut, setelah kedua negara gagal menyepakati beberapa perubahan yang diusulkan pada proyek tersebut.
Akhirnya, Malaysia membayar S$102,8 juta ($77,30 juta) ke Singapura untuk denda atas penghentian kesepakatan proyek tersebut.
Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Tengku Zafrul Aziz mengatakan kepada CNBC bahwa perusahaan dipersilakan untuk mengajukan proposal untuk memulai kembali proyek tersebut.
Perusahaan dari China, Jepang, Korea Selatan dan Eropa telah menyatakan minatnya untuk memenangkan kontrak untuk membangun, mengoperasikan dan membiayai aset kereta api dan rel untuk proyek sebelumnya, Reuters sebelumnya melaporkan.
Pemerintah Singapura tahun lalu juga mengindikasikan negara itu terbuka untuk proposal baru dari Malaysia pada proyek tersebut, ujarnya kepada pera.
Jika proyek ini jadi berlanjut, maka kedua negara akan saling diuntungkan karena akan mendapatkan manfaat yang besar terhadap pertumbuhan bisnis dan pertumbuhan kawasan di antara keduanya.
Malaysia telah mengambil manfaat dari pertumbuhan ekonomi Singapura melalui pengembangan kawasan ekonomi khusus Iskandar di Johor Bahru. Kawasan ini dihubungkan oleh jembatan Tuas Second Link ke Singapura dan hanya perlu sekitar satu jam perjalanan di antara kedua kawasan tersebut. Untuk memasifkan penjualan lahan hunian dan real estat di kawasan Iskandar, Malaysia mengencarkan slogan Malaysia, Second Home bagi ekspatriat.
Dalam hal kepelabuhanpun, Malaysia mencoba memajukan pelabuhan di Johor Bahru untuk mengambil peluang dari kepadatan jangkar kapal di pelabuhan Singapura.
Kalau proyek kereta cepat Kuala Lumpur ke Singapura terwujud, tentu akan lebih banyak peluang yang bisa diraih oleh Malaysia, di samping manfaat yang didapatkan oleh Singapura sendiri.