JAKARTA, tpcom- Bank BTN meluncurkan BTN House Price Index atau BTN HPI untuk membantu konsumen dan pasar perumahan mendapatkan informasi perkembangan harga rumah per daerah.
BTN House Price Index adalah indeks yang menghitung perubahan harga rumah yang dibeli oleh konsumen, sehingga dengan begitu diharapkan dapat memberikan gambaran riil tentang tren properti khususnya rumah tapak di Indonesia.
Menurut Mahelan Prabantarikso, Direktur Strategi, Resiko dan Kepatuhan BTN, tim riset Housing Finance Center (HFC) Bank BTN berperan sangat vital dalam proses BTN HPI dengan komitmen menyediakan data perkembangan harga rumah yang lebih rinci dan akurat melalui pendekatan metode matched sales yang menggunakan data penyaluran KPR Bank BTN di seluruh wilayah di Indonesia.
Dalam hal ini, BTN HPI mencoba mengukur indeks harga rumah per Juni 2018 dengan menggunakan dasar penghitungan tahun 2014, dimana angka BTN HPI secara nasional mencapai 155,26 dan Kepulauan Riau mencatatkan indeks HPI di atas HPI nasional.
“BTN HPI menyediakan data perkembangan harga rumah yang lebih rinci dan akurat melalui pendekatan metode matched sales yang menggunakan data penyaluran KPR Bank BTN di seluruh wilayah di Indonesia. Pengembang bisa menjadi HPI ini untuk menentukan jenis proyeknya agar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan pasar,” ujarnya di Jakarta, (13/9).
BACA JUGA: Porsi Dana FLPP diubah, BTN Siap Ambil Alih Lagi Kendali Penyaluran KPR Bersubsidi Itu
Housing Finance Center (HFC) Bank BTN sendiri sudah pernah membuat indeks serupa ini pada 2015. Namun, Mahelan mengatakan BTN HPI ini lebih sempurna dan sesuai dengan kebutuhan industri properti, baki untuk konsumen ataupun pengembang serta industri pendukung perumahan.
Hal itu, ungkapnya, bisa dicapai karena ada tiga langkah penyempurnaan: Pertama, modifikasi dari metode perhitungan indeks, dari sebelumnya chained fisher menjadi matched sales, metode ini sesuai dengan karakteristik data KPR yang dimiliki Bank BTN.
Kedua, data yang diambil lebih komprehensif, tidak sekadar penjualan rumah semata tapi juga melihat karakteristik rumah seperti luas, kualitas bangunan, posisi dan fasilitas umum dan sosial di lingkungan rumah.
Ketiga, cara pengolahan data yang memperhitungkan data penjualan rumah dengan memperhitungkan pertumbuhan nilai rumah dengan membandingkan harga dua atau lebih rumah yang berbeda namun memiliki karakteristik dan kualitas yang sama.
Hasilnya BTN HPI memperlihatkan tren pertumbuhan harga rumah yang secara gradual terus naik dengan menghitung pertumbuhan harga rumah dengan kualitas tinggi maupun kualitas rendah berbeda dengan HPI sebelumnya yang cenderung fluktuatif.
Dengan metode yang sudah dimodifikasi, tim riset HFC BTN bekerjasama dengan InterCAFE IPB memaparkan, dihitung dengan menggunakan tahun dasar Januari 2014, HPI nasional terus menanjak, data per Juni 2018 Indeks Harga Properti Nasional tercatat mencapai 155,26 dengan pertumbuhan 7,23% (yoy).
HPI secara nasional tersebut meningkat dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 145,15 dan lebih tinggi dibandingkan Juni 2016 yang mencapai 135,22.
Berdasarkan olahan data Bank BTN, tercatat Indeks Harga Rumah tipe kecil yaitu 21-36 sejak Januari 2014 mencapai indeks tertinggi yaitu 167,74 dibandingkan tipe 45 dan 70 yang masing-masing mencatatkan HPI sebesar 143,97 dan 141,20.
“Hal ini menggambarkan bahwa permintaan untuk rumah kecil lebih tinggi dibandingkan tipe rumah yang lebih luas, kemungkinan ini juga terkait dengan daya beli masyarakat dan permintaan dari masyarakat kelas menengah ke bawah,” jelasnya.
Sementara itu empat provinsi yang berada di atas HPI nasional berturut-turut tercatat di Provinsi Kepulauan Riau dengan angka 215,43, sementara posisi kedua tertinggi adalah DKI Jakarta dengan indeks 189,2, selanjutnya provinsi Jawa Timur dengan angka indeks 173,34 dan posisi ke empat adalah Provinsi Banten dengan indeks 156,8.
“HPI di Kepulauan Riau rata-rata pertumbuhannya sebesar 20,09% didorong perkembangan properti di Batam yang terus meningkat seiring dengan kenaikan harga rumah, tidak heran Batam menjadi kabupaten yang mencatatkan HPI sebesar 223,76 tertinggi kedua setelah kabupaten Jember di Jawa Timur yang mencapai 229,4,” kata Mahelan.
Ke depan, BTN memproyeksikan HPI akan terus meningkat meski pertumbuhan harga rumah cenderung melambat karena faktor permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga kredit dan ketersediaan properti.
Namun demikian, bank bersandi emitem BBTN ini menilai permintaan rumah masih cukup tinggi di provinsi yang padat penduduk seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur karena backlog berdasarkan data per Juni 2016 di dua provinsi terbesar di Jawa tersebut masih tinggi masing-masing 860.385 unit dan 1.013.624 unit.
Sumber: Kontan.co.id