TPCOM, MAJALENGKA– PT PP Properti Tbk., menggandeng PT BIJB Aerocity Development untuk menggarap Kertajati Aerocity untuk proyek properti terpadu yang terdiri dari pengembangan hotel, apartemen dan perumahan.
Kedua perusahaan itu sepakat mengembangkan lahan seluas 300 ha dari 3800 ha lahan yang dikelola oleh PT BIJB di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka untuk pengembangan proyek bernama Business Park 1.
Pengelola Kertajati Aerocity berupaya penggarapan proyek tersebut bisa dimulai tahun ini dengan harapan kerjasama bersama PT PP Properti Tbk segera berjalan menjadi pelopor proyek tersebut.
Direktur Utama PT PP Properti Tbk Taufik Hidayat, sebagaimana dilansir oleh Harian Pikiran Rakyat, mengatakan proyek itu akan dimulai dengan pembangunan hotel berkapasitas 150 kamar, kemudian perumahan dan apartemen.
Dia memperkirakan peletakan batu pertama untuk pengembangan hotel baru di Business Park 1 Aerocity itu akan dilakukan pada Juni depan. Hanya saja, dia belum menyebutkan berapa nilai investasi yang akan dibenamkan dalam proyek kerjasama tersebut.
“Setelah masterplan tuntas baru bisa diketahui kebutuhan investasi berapa besar. Kawasan yang akan digarap sementara ini bagian Selatan BIJB hingga ruas tol, jadi untuk pembangunan hotelpun disekitar kawasan itu,” ujar Taufik, seusai penandatangan naskah kesepahaman kerjasama tersebut antara PT BIJB Aerocity Development dan PT PP Properti Tbk di Majalengka, Jumat (24/03)
Sedangkan Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengungkapkan lokasi pertama yang akan digarap dari rencana pengembangan kawasan seluas 3.800 ha itu adalah titik di bagian Selatan BIJB atau sebelah utara ruas Tol Cikampek-Palimanan.
Proyek Bandara Kertajati Terus Dikebut
Manajemen BIJB menargetkan Bandara Kertajati bisa dioperasikan mulai kuartal I tahun 2018 dengan target bisa melayani 11 juta penumpang per tahun. Pembangunan Bandara Kertajati telah dimulai sejak 2015, dimana keberadaannya menjadi bagian proyek strategis nasional pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Bandara terbesar di Jabar ini dibangun dengan menghabiskan biaya untuk investasi pembangunan sisi darat bandaranya- bandara utama, aksesibilitas, dan bangunan penunjang lainnya mencapai Rp 2,12 triliun.
Bandara ini memiliki luas lahan 1.800 hektar dan akan dilengkapi dengan akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, juga akses kereta.