TPCOM, JAKARTA- Meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan rasa nyaman, ketenangan, rasa aman, dan juga tren pada gaya konsumsi hemat energi disebut menjadi penggerak utama melonjaknya pasar smarthome di dunia.
Pada 2016, pasar smarthome– rumah berkonsep otomatisasi dalam segala aspek bangunan hunian dan aplikasi rumahnya- diperkirakan angka penjualannya mencapai US$24,1 miliar atau sekitar Rp322.34 triliun dengan perhitungan kurs Rp13.375 per US$.
Hal itu terungkap dalam rilis hasil riset yang dilansir oleh Zion Market Research pada Januari lalu.
Produk kreatif dan inovasi teknologi dalam wujud smarthome ini merupakan industri yang tengah berkembang seiring dengan pengembangan hunian mewah yang menginginkan konsep rumah yang mengadopsi pola otomatisasi dalam pengelola lampu, ventilasi, pemanas air, pendingin udara, sistem keamanan, seperti juga menggunaan peralatan rumah tangga paling mutakhir, fasilitas hiburan di rumah, dan desain kantor sekaligus rumah.
Sehingga jangan heran, Zion Market Research memproyeksikan pertumbuhan tahuhan pasar smarthome dalam jangka waktu lima tahun ke depan akan menyentuh angka dua digit (15%) dengan raihan pendapatan mencapai US$53,45 miliar pada 2022.
Dalam pemetaan pasarnya, Zion menyebutkan Asia Pasifik paling berpeluang menjadi kawasan paling tinggi pertumbuhannya. Untuk saat ini yang menjadi pengendali pasar produk smarthome dan softwarenya adalah kawasan Amerika Utara.
Biaya Tinggi dan Problem Standardisasi
Di tengah perkembangan pesat industri ini, didapati kenyataan bahwa sektor ini terhambat oleh biaya instalasi tinggi, kurangnya standardisasi dan rendahnya kesadaran konsumen tentang otomatisasi rumah.
Sejumlah pemain utama di pasar rumah pintar global, terdapat nama-nama korporasi besar seperti Siemens AG, Johnson Controls Inc, Ingersoll-Rand plc., Schneider Electric SE, ketajaman Merek, Inc, United Technologies Corporation dan Samsung Electronics Co, Ltd.
Sementara itu, PT XL Axiata (XL) sedang mengujicobakan solusi smart home di beberapa apartemen di Indonesia, salah satunya di Bassura City, Jakarta.
Operator telekomunikasi ini memperkenalkan konsep smarthome ke masyarakat, di tengah belum familiarnya konsep tersebut di tanah air.
Dalam hal ini, XL mengembangkan layanan berkonsep Internet of Things (IoT) yang berguna bagi kepraktisan kegiatan sehari-hari. Salah satunya adalah smart home yang potensinya semakin terbuka lebar.
Konsep IoT pada dasarnya menciptakan koneksi dari sebuah perangkat yang memiliki switch on/off ke internet dan sebaliknya. Termasuk di dalamnya ponsel, kulkas, mesin cuci, headset, lampu, wearable device dan berbagai hal yang sebelumnya tak pernah terpikirkan oleh kita. Termasuk juga komponen dalam sebuah produk, seperti mesin jet pada pesawat atau transmisi otomatis pada mobil.
Layanan IoT telah menggabungkan dunia fisik dengan dunia digital, yang selanjutnya menawarkan sejumlah peluang dan tantangan baru bagi kalangan pebisnis, pemerintahan, dan termasuk konsumen perorangan atau privat.
“Bicara soal masyarakat kita, savvy (smarthome-red) itu ternyata ada segmennya. Kita sekarang sudah mengenali, lewat survei di beberapa jenis apartemen, di beberapa jenis tingkat hunian. Bicara segmen middle, mereka memang bilang tertarik, tapi masih sekedar nice to have,” ujar Arifa Febriyanti, Head of Internet of Things XL, sebagaiamana dilansir Arenalte, baru-baru ini.(Sumber: mansionglobal.com)
Rep: Pangeran