TPCOM, JAKARTA- Pelaku industri properti menyakini demand pasar properti nasional pada 2017 meningkat cukup tajam karena mendapatkan tiga daya ungkit untuk menggairahkan pasar.
Tiga faktor yang berfungsi sebagai daya ungkit itu adalah pembangunan infrastruktur yang masif oleh pemerintah, lanjutan kebijakan tax amnesty dan tren penurunan suku bunga bank.
Menurut Lukman Purnomosidi, Ketua Kehormatan Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI), ketiga faktor tersebut menjadi alasan bagi konsumen untuk melakukan pembelian dan bagi pelaku properti sendiri menjadi momentum untuk bergerak mengembangkan proyeknya.
“Dana yang selama ini disembunyikan segera dibelanjakan oleh pemilik dana setelah melakukan deklarasi kekayaan. Ada ratusan bahkan ribuan triliun rupiah. Sebagian dana itu akan dibelanjakan ke aset properti. Properti menjadi salah satu produk unggulan investasi dari dana itu,” ujar Lukman dalam siaran persnya yang diterima transaksiproperty pada Kamis (2/03).
Dia menambahkan infrastruktur masih menjadi tumpuan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,2%-5,4% seiring dengan fokus pemerataan kesejahteraan secara nasional. Total anggaran infrastruktur yang dipersiapkan pada 2017 mencapai Rp 387 triliun. “Ini jadi faktor pendorong properti untuk bergerak”
Sedangkan Anton Sitorus, Director Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, menyarankan untuk tidak menunda membeli apartemen sebelum harga melonjak pada tahun depan.
Kalau telat membeli, lanjutnya, kemungkinan harga properti semakin tinggi sebelum dibeli sehingga capital gain yang diperoleh pun lebih kecil.
Hanya saja, Anton mengingatkan konsumen jeli memilih lokasi dan konsep pengembangan dari apartemen tersebut.
“Apartemen yang membidik pasar tertentu seperti mahasiswa dan berada di sekitar kampus akan lebih prospektif. Daripada mahasiswa harus nge-kost dengan biaya tertentu setiap bulannya, maka lebih baik biaya tersebut dijadikan buat mencicil apartemen. Bisa dihuni dan sudah milik sendiri,” tutur Anton.
Dari segi strategi marketing produk oleh pengembang, menurut Anton, properti yang yang dikembangkan dengan konsep unik, segmen pasar yang jelas dan fokus, sangat berpeluang untuk lebih diterima pasar. “Proyek berkonsep unik dan menyasar segmen pasar yang jelas tidak akan mengenal kata krisis,” kata Anton lagi.
Tim Redaksi