Beranda Info Bank DKI: Kredit Tumbuh 26,82% dan Laba Bersih Tumbuh 28,83%

Bank DKI: Kredit Tumbuh 26,82% dan Laba Bersih Tumbuh 28,83%

0
BERBAGI
PEFINDO, Lembaga pemeringkat nasional menaikkan rating Bank DKI dari sebelumnya “idAA- (Double A Minus)” sejak tahun 2018 menjadi “idAA (Double A)” dengan outlook stabil, untuk periode 5 Juni 2023 sampai dengan 1 Juni 2024. (Dok. Ist)

JAKARTA, tpcom- Bank DKI terus membukukan kinerja positif dengan ekspansi yang solid pada kuartal ketiga tahun 2022, seiring dengan fokus pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.

Beberapa indikator kinerja keuangan mencatatkan pertumbuhan yang baik dan diiringi dengan perbaikan kualitas aset yang dimiliki. Laba bersih Bank DKI mencatatkan pertumbuhan sebesar 28,83% (YoY), dari semula sebesar Rp564 miliar pada September 2021, menjadi sebesar Rp726 miliar pada September 2022. Demikian disampaikan Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (26/10).

Selain laba bersih, Bank DKI juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 26,82% (YoY), dari sebelumnya Rp36,9 triliun di September 2021 menjadi Rp46,7 triliun pada September 2022. Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan perbaikan kualitas aset yang ditandai dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross dari semula 2,93% pada September 2021, menjadi 1,81% pada September 2022 dengan Loan at Risk (LAR) 13,68% yang sebelumnya 17,32% di periode sama tahun lalu.

“Dalam setiap ekspansi bisnis yang kami lakukan, Bank DKI selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian” paparnya.

BACA JUGA: Kolaborasi BUMD, Bank DKI Beri Kredit Rp1,2 T Ke Ancol & Kolab Pemasaran Digital

Lebih lanjut, Fidri menyampaikan di tengah ketatnya persaingan perbankan dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank DKI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 29,51%, dari semula sebesar Rp47,1 triliun pada September 2021, menjadi sebesar Rp60,9 triliun pada September 2022. Berbagai pencapaian kinerja tersebut mendorong peningkatan total aset sebesar 26,90% dari semula Rp59,29 triliun pada September 2021, menjadi Rp75,24 triliun pada September 2022.

Direktur Keuangan & Strategi, Romy Wijayanto menjelaskan bahwa pencapaian pertumbuhan kredit didorong oleh pertumbuhan sejumlah segmen kredit secara Year on Year (YoY), diantaranya segmen mikro (46,76%), ritel (37,73%), menengah dan komersial (31,56%), dan segmen konsumer (12,95%) serta pembiayaan Syariah (12,43%). Sedangkan untuk DPK, Giro tumbuh 41,06%, Deposito tumbuh 34,22%, dan tabungan tumbuh 2,90%. Dengan pertumbuhan kredit dan DPK tersebut, posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) terjaga di 76,68%.

Peningkatan kinerja Bank DKI juga diikuti dengan perbaikan sejumlah rasio penting, sampai dengan September 2022 Rasio Return on Equity (ROE) telah berhasil menembus double digit, tercatatsebesar 10,48% dari sebelumnya sebesar 8,24% pada September 2021. Selanjutnya, Rasio Beban Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) juga dapat terjaga di kisaran 76,28% dengan Net Interest Margin (NIM) 4,67% yang artinya Bank DKI mampu menjaga tingkat efisiensi disertai dengan penurunan Cost of Fund (CoF) yang dimiliki. Selain itu, perolehan laba bersih yang meningkat 28,83% didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 9,8%, juga pendapatan operasional selain bunga naik 24,6% dengan beban operasional naik 6,9%.

“Dalam upaya meningkatkan dana murah, Bank DKI mengembangkan super apps JakOne Mobile yang hadir dengan tampilan lebih menarik dan user friendly serta fitur yang semakin lengkap”, Jelas Romy.Salah satu fitur baru yang tersedia adalah pembukaan rekening tabungan secara online tanpa harus ke kantor cabang,serta fitur mobile cash yang memungkinkan nasabah melakukan penarikan tunai di mesin ATM tanpa kartu. Pengguna juga dapat dengan mudah melakukan pembayaran menggunakan metode Scan to Pay langsung dari aplikasi JakOne Mobile di berbagai merchant berlogo QRIS. Selain itu, Bank DKI juga mengimplementasikan aplikasi JakOne Abank yang memungkinkan para pelaku UMKM bergabung menjadi agen dan melayani berbagai transaksi perbankan serta mendapatkan penghasilan dari setiap transaksi, yang sampai dengan September 2022 berjumlah 2.522 merchant JakOne Abank.

BACA JUGA: Izin Penunjukan Penggunaan Tanah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Lebih lanjut, Fidri mengatakan bahwa kinerja keuangan Bank DKI yang terus menunjukkan pertumbuhan positif juga menjadi salah satu bukti nyata keberhasilan atas upaya transformasi yang dilakukan oleh Bank DKI sejak tahun 2021. “Melihat keberlanjutan kinerja yang positif, kami optimis Bank DKI mampu mencapai target yang dicanangkan oleh pemegang saham hingga akhir tahun 2022,” tutup Fidri.

Meraih Sejumlah Penghargaan

Seiring dengan pencapaian kinerja keuangan yang diraih secara positif, Bank DKI juga menerima sejumlah penghargaan pada tahun 2022 diantaranya Predikat 15 Bank Terbaik Versi Majalah Forbes Indonesia serta menjadi satu satunya BPD dalam penghargaan tersebut, penghargaan 27th Infobank Awards kategori Special Performance Bank kategori Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) 2  dengan Aset Rp50 triliun sampai dengan di bawah Rp100 triliun, Golden Trophy (Predikat kinerja “Sangat Bagus” selama 5 tahun beruntun dan predikat kinerja “Sangat Bagus” kategori KBMI 2 (Aset Rp50 triliun sampai dengan di bawah Rp100 triliun) hingga Penghargaan TOP GRC Awards 2022 serta penghargaan lain di bidang sumber daya manusia, teknologi, digital banking, SME Financing, corporate image, hingga penghargaan pada bidang perbankan syariah.

Terbaru, Bank DKI berhasil meraih penghargaan Bisnis Indonesia Financial Award 2022 sebagai Best Performance Bank Kategori Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aset >30 Triliun dari Surat Kabar Bisnis Indonesia. Selain itu, Bank DKI juga berhasil mendapatkan sejumlah sertifikasi penting yakni Sertifikasi SNI ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan yang diterbitkan oleh TUV Nord Indonesia (Badan Sertifikasi Internasional Asal Jerman yang diakui oleh Komite Akreditasi Nasional) dan Sertifikasi ISO 27001:2013 tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi Pada Layanan SuperApps JakOne Mobile yang diterbitkan oleh TUV Rheinland Indonesia.

LEAVE A REPLY