JAKARTA, tpcom- Bank BTN segera melelang sekitar 1.831 aset miliknya berupa rumah, apartemen, properti resor, perkantoran ruang ritel hingga gudang dengan nilainya mencapai sekitar Rp 6,06 triliun.
Aset yang dijual atau lelang ini berasal dari agunan kredit macet yang diambil alih dan dijual untuk mengembalikan dana bank itu yang tertahan di tangan pemilik agunan kreditnya. Anda berminat?
Menurut Direktur Remedial and Wholesale Risk BTN, Elisabeth Novie Riswanti, sebanyak 1831 aset itu lokasinya tersebar di seluruh tanah air yang proses pelepasannya akan dilakukan melalui lelang maupun cessie. Cessie merupakan pengalihan piutang kepada pihak ketiga, di mana seseorang menjual hak tagihnya kepada orang lain.
“Harga lelang lebih murah, sampai harga pasar wajar ada sampai pasar likuidasi. BTN memberikan paling murah jadi rumah rumah yang sudah dibeli kemudian menunggak itu kita eksekusi,” katanya melalui webinar investor gathering, Kamis (30/7).
BACA JUGA: BTN Sediakan Aplikasi Online Untuk Pencari Kredit Rumah
Bank BUMN itu menargetkan bisa terjual sekitar Rp1 triliun kepada peserta investor gathering dengan rincian terdiri dari Rp800 miliar dari penjualan aset seperti perkantoran, pabrik, gudang, proyek apartemen dan proyek perumahan dan Rp200 miliar dari penjualan aset perumahan, atau unit apartemen.
BACA JUGA: BTN Terbitkan Tren Indeks Harga Rumah Untuk Panduan Investasi
Aset-aset yang dilelang berasal dari tiga kelompok kredit yang terdiri dari kredit konsumer sebanyak 59.518 unit dengan total saldo pokok Rp 4,43 triliun. Lalu kredit komersial dengan total unit 563 unit dengan nilai saldo pokok Rp 5,25 triliun. Dan kredit syariah dengan total 51 unit dengan total saldo pokok Rp 295 miliar.
Dalam e-book yang dibagikan kepada Investor memuat informasi lengkap mengenai jenis properti, luas tanah atau bangunan, lokasi dan informasi lainnya termasuk dokumen, harga jual, nilai appraisal termasuk nilai pasar dan nilai likuidasi, sisa kredit, denda dan lain sebagainya secara transparan.
*Artikel ini dirangkum dari Kumparan.com dan Bisnis.com