JAKARTA, tpcom- Besarnya komunitas penghobi burung di Bogor, coba digarap PT Nusa Raya Propertindo (NRP) dengan mengembangkan Pasar Burung Bogorienze di lahan seluas 1 hektar di Bogor Nirwana Residence, salah satu kawasan terpadu yang terkenal di kota hujan tersebut.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki telah meresmikan pencanangan proyek itu pada Minggu 16 Februari lalu dengan harapan bisa menumbuhkan kegiatan ekonomi berbasis lestari lingkungan.
Ugik Sugiyanto, Diretur PT NRP, mengatakan pasar ini dirancang sangat bagus untuk menjadi fasilitas bagi penghobi pemilihara burung untuk melakukan jual beli burung sekaligus sebagai wadah berkumpulnya para penggemar burung.
“Pasar burung Bogorienze akan menjadi yang terbesar dan pertama di Kota Bogor dengan 300 unit kios dan ruko. Pasar properti yang berbasis komunitas seperti ini cukup bagus. Peluangnya masih sangat besar. Kami yakin proyek ini akan mendapat respon posisitif dari penggila burung, yang jumlahnya cukup besar. Kondisinya, Pasar burung Bogorienze sudah siap, alias ready stock,” ujar Ugik dalam rilsinya yang diterima Transaksiproperty.com, Minggu (1/2).
BACA JUGA: Menara MUI di Eureka Township Jakarta Dibangun Untuk Mendukung Syariah Financing
Menteri Teten saat meresmikan proyek pasar burung tersebut, menyatakan dirinya mendukung kehadiran Pasar Burung di Kota Bogor karena sudah lama dinantikan oleh penggemar burung di kota tersebut.
“Pasar ini bisa menjadi tempat kegiatan ekonomi masyarakat, terutama UMKM, komunitas penghobi burung, dan masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh tentang dunia burung,” ujarnya seusai penandatanganan prasasti Pencanangan Pasar Burung Bogorieze tersebut. Teten sekaligus meresmikan Koperasi Komunitas Kicau Indonesia serta Festival dan Kompetisi Burung Berkicau Piala Menkop I.
Banyak orang mungkin menganggap sepele komunitas penghobi burung. Padahal, menurutnya, secara ekonomi, perputaran uang dalam kegiatan perdangan di antara komunitas penghobi burung ini mencapai Rp2 triliun setiap tahunnya. “Yang menjadi perhatian kami itu adalah sebagian besar pelakunya adalah pengusaha UMKM.”
Sedangkan, Ketua Umum Bonafide Indonesia Community (BIC) Lukmanul Hakim mengatakan, kebutuhan pasar khusus bagi komunitas pencinta burung sudah mendesak, seiring semakin maraknya komunitas penghobi burung di wilayah Bogor.
“Hingga saat ini belum ada pasar burung di wilayah Bogor, baik di kota madya maupun di Kabupaten Bogor. Sementara transaksi di arena perburungan cukup besar. Bisa mencapai lebih dari Rp2 triliun per tahun. Untuk itu, perlu ada fasilitas dan satu perhimpunan. Pasar burung ini adalah upaya kami mendongkrak atau meningkatkan kesejahteraan para kicau mania,” katanya berpanjang lebar.
Dia menilai Pasar Burung Bogorienze memiliki banyak keunggulan, seperti tempat yang representatif dan selaras dengan lingkungan, serta tempatnya juga jauh dari kebisingan kendaraan dan kepadatan kota.