SURABAYA, tpcom- Jalan Luar Lingkar Timur (JLLT) Surabaya diyakini bisa menghidupkan perekonomian dan wisata baru di kawasan pesisir utara Surabaya yang terkenal dengan ikon jembatan Suramadunya.
Kawasan tersebut menjadi strategis dikarenakan terbukanya akses ke semua penjuru Surabaya sehingga berpotensi menjadi Pluit atau Ancol-nya Surabaya.
Menurut Satrio Sujatmiko, Project Director PT PP Properti Suramadu, kawasan pesisir utara Surabaya memiliki keunggulan topografi yang didukung oleh rencana pengembangan kota yang strategis dalam sepuluh tahun ke depan.
“JLLT sedang dibangun dengan target beroperasi mulai 2021, ini jelas akan membuka selebar-lebarnya akses jalan di pesisir utara Kota Surabaya. Bahkan rencana kereta gantung juga disiapkan di kawasan ini. Saya melihatnya kawasan bakal tumbuh seperti Pluit atau Ancol sekarang di Jakarta dan ini bagus bagi Surabaya,” katanya dalam siaran pers yang diterima Transaksiproperty.com, Jumat (26/11).
BACA JUGA: Hunian di Pinggir Laut Bisa Jadi Obat Stres dan Bahagia
Jalan baru yang tengah dibangun Pemkot Surabaya ini membentang sepanjang hampir 22 kilometer. Mulai dari Gunung Anyar sampai Pelabuhan Tanjung Perak yang terhubung langsung dengan jalan TOLL Perak. Jalan itu melewati tujuh kecamatan. Yakni, Kecamatan Gunung Anyar, Rungkut, Sukolilo, Mulyorejo, Bulak, Kenjeran, hingga Semampir.
Satrio mengatakan keterlibatan swasta dan BUMN dalam mengembangkan kawasan tersebut akan mampu mempercepat tumbuhnya pesisir utara menjadi pusat perekonomian dan wisata baru bagi Ibukota Jatim.
Menurutnya, PT PP Properti Tbk., menjadi salah satu BUMN yang berkomitmen untuk mengembangkan kawasan tersebut dengan mengembangan proyek properti terpadu perkotaan, Grand Sagara yang berada di jalan Tambak Wedi yang bersisian dengan jalur jalan menuju jembatan Suramadu.
“Keberadaan Grand Sagara akan bisa meningkatkan prospek kawasan karena proyek ini dibangun sangat berkelas. Kalau untuk Surabaya masuk kelas premium. Kami membangunnya dengan konsep resort pantai yang mempertimbangkan lingkungan pesisir.”
Sedangkan, Galih Saksono, Direktur Realti PT PP Properti Tbk., berharap semua pihak bersinergi untuk membangun kawasan tersebut supaya arah pengembangan kawasannya menjadi lebih terpadu dan terintegrasi.
“Saya optimistis kawasan ini punya prospek bagus karena desain pengembangan kawasannya oleh pemda sangat optimis. Apalagi rencana induk pengembangan kawasan ekonomi Suramadu di sisi Surabaya sangat besar. Jadi ke depannya ini akan bergerak semua,” ujarnya.
Menurut dia, bagi PP Properti sendiri hal tersebut jelas menguntungkan karena akan bisa mendukung peningkatan kualitas kawasan dimana Grand Sagara dibangun. BUMN properti ini berencana mengembangkan 14 menara apartemen, hotel, perkantoran, hingga ruang konvensi, dan pusat perbelanjaan di areal seluas 5,6 hektare.
“Kami mulai dengan mengenalkan proyek pertama kami apartemen Adriatic Tower. Menara apartemen setinggi 50 lantai dengan kapasitas 1.040 unit apartemen. Ini apartemen premium dengan harga kelas menengah,” katanya.
Pengembang ini membanderol harga berkisar Rp330 juta hingga Rp800 juta per unit atau setara dengan Rp17 jutaan per meter persegi. Pasar apartemen segmen menengah dan menengah atas saja di Surabaya saat ini berkisar Rp14,5 juta sampai Rp25 juta per meter persegi.