JAKARTA, tpcom- Bank DKI, BMND milik Pemprov DKI Jakarta berhasil meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dengan menggenjot penyaluran kredit dari Rp27,1 triliun menjadi Rp34,7 triliun pada 2018 atau tumbuh 27,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Ini menjadi sebuah prestasi bagi bank daerah ini karena rerata pertumbuhan kredit di industri perbankan nasional hanya berkisar 12,9% saja pada periode yang sama.
Yang mengembirakan lagi, bank ini mampu menjaga risiko kreditnya yang ditandai dengan perbaikan rasio Non-Performing Loan (NPL), dimana rasio NPL gross dan NPL Nett pada tahun yang sama tercatat sebesar 2,7% dan 1,6%. Ini menunjukan penurunan angka dari posisi sebelumnya yang mencapai 3,8% dan 2,3%.
“Pencapaian tersebut tentunya merupakan hasil dari berbagai upaya-upaya perbaikan yang dilakukan di sepanjang tahun 2018. Pertumbuhan tersebut merupakan refleksi dari tema utama kebijakan strategis yang diusung Bank DKI di tahun 2018 yakni Akselerasi Pertumbuhan Berkualitas,” kata Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank DKI, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Transaksiproperty.com, Jumat (21/03).
BACA JUGA: Pertajam Penetrasi Bisnis, Bank DKI Buka 5 Kantor Lagi di Pasar & Rusun
Dalam pemaparan kinerja keuangan tahun 2018, kata Sigit, di sepanjang 2018, Bank DKI mampu mencatatkan pencapaian kinerja yang baik sesuai dengan yang diharapkan manajemen dan pemagang saham. Hal tersebut tercermin pada realisasi penyaluran kredit yang melampaui target perseroan. Peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan terutama difokuskan kepada segmen Mikro yang meningkat cukup signifikan di tahun 2018 sebesar 49,7%.
Tidak berhenti pada angka-angka tersebut, bank BUMD ini berhasil memperoleh peningkatan hasil laba bersih menjadi Rp800,3 miliar atau naik 12,4% dibandingkan dengan pencapaian 2017 sebesar Rp712,2 miliar.
Menurut Sigit, pencapaian laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan operasional bank yang didominasi oleh pertumbuhan fee based income sebesar 26,2% seiring dengan peningkatan aktivitas produk dan layanan yang terjadi di sepanjang tahun 2018.
Dalam kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), di sepanjang tahun 2018, Bank DKI lebih mengutamakan optimalisasi fungsi intermediasi dengan meningkatkan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) pada titik yang optimal, sehingga menjaga tingkat profitabilitas Perseroan.
Sigit mengungkapkan DPK per Desember 2018 tercatat sebesar Rp37,3 triliun yang didorong oleh pertumbuhan Tabungan sebesar 34,4%. Kedepannya, peningkatan dana murah baik tabungan dan giro akan terus menjadi fokus utama Bank DKI dalam melakukan aktivitas penghimpunan DPK.
Dengan perkembangan tersebut diatas, per Desember 2018, total aset Bank DKI tercatat sebesar Rp53,0 triliun atau meningkat 3,1% dari Rp51,4 triliun di tahun 2017.
Pencapaian Penting Sepanjang 2018
Selama tahun 2018, sejumlah pencapaian telah dilakukan Bank DKI dalam rangka mendukung berbagai program kerja Pemprov DKI Jakarta diantaranya adalah dengan mendukung penyaluran bantuan sosial seperti Kartu Jakarta Pintar Plus, Kartu Lansia Jakarta, dan Kartu Pekerja Jakarta.
Semangat mendorong perekonomian daerah yang berkelanjutan juga diwujudkan melalui penyediaan akses layanan keuangan melalui program literasi keuangan laku pandai yang telah di launching di kepulauan seribu.
Selain itu support penting terhadap program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membentuk wirausaha baru telah dilakukan dengan mengembangkan produk khusus yaitu kredit monas pemula dan beberapa kegiatan lainnya.
Sementara itu, menurut Sigit lagi, komitmen Bank DKI dalam mendorong penerapan transaksi non tunai juga telah mendapatkan apresisasi dalam bentuk berbagai penghargaan di sepanjang tahun 2018. Beberapa bentuk penghargaan yang berhasil diraih itu, yaitu Indonesia Digital Innovation Award 2018 oleh Warta Ekonomi, The Best In Digital Services Indonesia Banking Awards 2018 dari Majalah Tempo serta penghargaan MURI pada kategori Pelayanan STNK Secara Digital Dengan Sistem Pembayaran QR Code Pertama.