JAKARTA, tpcom- Majelis Ulama Indonesia (MUI) memulai era baru yang disebutnya dengan era mandiri finansial dengan membangun gedung kantor baru setinggi 17 lantai di Bambu Apus, Jakarta yang difungsikan sebagai Sektariat MUI sekaligus gedung sewa komersial.
Gedung ini dibangun dengan menggunakan dana dari penerbitan produk reksadana syariah dan mobilisasi dana waqaf dari umat dengan kebutuhan dana investasi mencapai Rp600 miliar.
Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin mengatakan pengembangan gedung bernama Menara MUI itu didukung oleh PT Prima Jaringan sebagai pengembang dan PT Asia Raya Kapital, selaku perusahaan manajer investasi, dimana gedung itu sebagai Kantor Pusat MUI juga disewakan untuk mendorong berkembangnya ekonomi syariah.
“Ini awal dari kemandirian umat. Setelah 43 tahun menggunakan aset pemerintah sebagai kantor, akhirnya MUI segera membangun kantor sendiri. Nanti kegiatan MUI akan semakin mandiri karena gedung itu juga akan disewakan. Ada masjid juga di gedung ini,” ujar Ma’ruf saat peresmian proyek itu yang dibangun di kawasan Eureka Township pada Kamis (26/7).
Presiden Joko Widodo hadir dalam peresmian itu dengan melakukan kegiatan seremonial peletakan batu pertama tanda dimulainya pekerjaan pembangunan gedung perkantoran tersebut.
Jokowi dalam pidatonya sempat berkelakar meminta Chairul Tanjung, pengusaha nasional yang disebut Presiden sebagai orang terkaya nomor lima di RI untuk turut memberikan dana waqah untuk pembangunan proyek tersebut.
MUI sendiri mengundang lima pewaqaf yang sudah melakukan kesepakatan waqah, yaitu Bank Muamalat, Lukman Purnomosidi dengan PT Prima Jaringannya, Yusuf Mansur dengan Paytren-nya, LPPOM MUI, dan Dewan Syariah Nasional MUI sendiri.
Hanya saja MUI tidak menyebutkan berapa nilai waqaf yang diberikan oleh kelima perwakilan yang mendapatkan sertifikat tanda pemberi waqaf dari lembaga tersebut.
Sedangkan, Lukmanul Hakim, Ketua MUI Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat, mengatakan Presiden Jokowi segera mengumpulkan pengusaha di Istana Presiden untuk melakukan penggalangan dana waqaf untuk membantu proyek Menara MUI tersebut.
“Presiden mengharapkan pengusaha ikut membantu dengan memberikan dana waqaf. Pertemuan dengan pengusaha itu segera dijadwalkan oleh presiden. Ini inisatif Pak Presiden untuk mengundang pengusaha nasional,” ujarnya.
MUI sendiri menargetkan dapat melunasi biaya pembangunan senilai Rp600 miliar itu dalam jangka waktu 5 tahun kedepan dengan target Menara MUI sudah bisa digunakan saat pelaksanaan Musyawarah Nasional MUI pada 2020.
Menara MUI ini dibangun untuk menunjang kawasan ekonomi syariah pertama dan terbesar di Indonesia.
Pakar dan praktisi ekonomi syariah, Syafii Antonio menyatakan menyambut baik pembangunan Menara MUI di kawasan Eureka Township. Apalagi pembangunan Kantor Pusat MUI itu dilakukan melalui pembiayaan danareksa syariah dan dana waqaf yang mendorong berkembangnya sistem pendanaan syariah di RI.
“Proyek ini untuk membangun marwah MUI sehingga tidak perlu bergantung terus kepada pihak lain. Bisa mandiri secara finansial sehingga MUI bisa fokus membina umat. Kalau kantor ini selesai nanti MUI juga akan mendapatkan penghasilan berkelanjutan dari hasil penyewaan sebagian lantai bangunannya,” ujar pendiri Batasa Tazkia Consulting tersebut.