JAKARTA, tpcom– Bak melawan arus, tahun ini bisa dibilang tahun cuan yang sempurna bagi PT Intiland Development Tbk., menyusul pencapaian kinerja penjualan proyek propertinya yang berhasil meraup dana hingga Rp3 triliun hanya dalam rentang waktu sembulan bulan per September lalu.
Raihan penjualan sebesar itu sudah menembus angka 131% dibandingkan dengan target penjualan setahun ini yang dipatok sebesar Rp2,3 triliun. Kinerja perusahaan pengembang properti dengan kode saham DILD di Bursa Efek Indonesia ini berlainan dengan tren kinerja sebagian besar perusahaan properti yang justru sulit mencapai target penjualan pada tahun ini.
Menurut Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, lompatan tinggi kinerja penjualan tersebut karena didorong oleh kesuksesan perseroan dalam melakukan penjualan proyek baru yang diluncurkan, Fifty Seven Promenade, Jakarta.
Proyek pengembangan mixed use & high rise terpadu yang berlokasi di seberang Hotel Shangri-La Jakarta ini saja menorehkan angka penjualan mencapai Rp1,5 triliun atau sama dengan 50% dari total marketing sales perseroan. Proyek anyar Intiland ini laku seperti menjual kacang goreng saja, sehingga berhasil mendongkrak kinerja Intiland secara keseluruhan.
“Nilai marketing sales melonjak sebesar 115% dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun 2016 yang jumlahnya sebesar Rp1,4 triliun,” kata Archied dalam siaran persnya yang diterima Transaksiproperty.com, Kamis (19/10).
Baca: 57Promenade, Apartemen Seberang Hotel Shangrila Laris Terjual Rp1,6 Triliun
South Quarter Tower, Mahakarya Terbaru Intiland Setelah Intiland Tower & Regatta
Lebih lanjut, ungkapya, kontribusi marketing sales terbesar berasal dari pengembangan mixed-use dan high rise yang mampu meraup omzet hingga Rp1,85 triliun atau mencapai 61% terhadap konsolidasi angka penjualan properti perseroan. Kemudian penjualan dari segmen kawasan industri juga menjadi kontributor marketing sales terbesar kedua yang mencapai Rp531 miliar atau 18% dari angka konsolidasi penjualan.
Ada pula segmen kawasan perumahan yang memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp343 miliar atau 11% dari keseluruhan penjualan. Sedangkan segmen properti investasi yang merupakan sumber pendapatan berulang (recurring income) pada periode yang sama- Januari- September 2017 memberikan kontribusi penjualan sebesar Rp294 miliar atau 10% dari angka keseluruhan penjualan.
“Pendapatan dari pengembangan itu mencapai Rp2,7 triliun, sedangkan recurring income yang bersumber dari penyewaan ruang kantor, ritel, pengelolaan lapangan golf, klub olah raga, pergudangan, dan fasilitas memberikan marketing sales sebesar Rp294 miliar. Meskipun kontribusi recurring income baru sekitar 10%, namun nilainya melonjak 32% dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu,” ungkap Archied.
Kepercayaan Pasar Menguat Untuk Membeli Properti
Peningkatan recurring income perseroan yang mencapai 32% tersebut didorong oleh peningkatan kontribusi pendapatan dari penyewaan ruang perkantoran dan fasilitas, terutama yang berasal perkantoran South Quarter di Jakarta Selatan.
“Kami melihat prospek tenant atau penyewa masih bagus. Saat ini okupansi baru mencapai 58 persen, sehingga berpotensi naik dan akan meningkatkan recurring income,” ujarnya.
Sedangkan, lonjakan nilai marketing sales perseroan, tuturnya, sebagian besar ditopang oleh penjualan dari tiga proyek yakni Fifty Seven Promenade, Ngoro Industrial Park, dan kawasan perumahan Serenia Hills, Jakarta. Ketiga proyek ini memberikan kontribusi sebesar 74 persen atau senilai Rp2,2 triliun.
Melihat kinerja yang luar biasa tersebut, Archied optimistis kondisi pasar properti nasional akan bergerak membaik tahun ini. “Respon positif pasar pada peluncuran Fifty Seven Promenade memberikan indikasi bahwa kepercayaan konsumen mulai pulih. Produk properti yang berkualitas, punya keunggulan konsep, serta berada di lokasi strategis tetap memiliki potensi besar untuk terserap pasar,” ungkapnya lebih lanjut.
Memasuki triwulan terakhir 2017, ungkapnya, perseroan akan fokus untuk melakukan pemasaran pada proyek-proyek eksisting. Selain itu, katanya, perseroan juga memperkuat strategi pemasaran, antara lain dengan menggelar pameran properti Intiland Expo’17 pada 12 sampai 15 Oktober 2017 di Jakarta dan Surprise Sundays yang berlangsung tiap akhir pekan mulai 17 September hingga 22 Oktober di Surabaya.
“Kami terus memantau kondisi dan arah pergerakan sektor properti. Saat ini kami berfokus dulu pada proyek-proyek yang sudah berjalan,” kata Archied. Archied menilai secara umum saat ini iklim pasar properti cukup kondusif.
Hal itu, lanjutnya, karena didukung oleh faktor stabilitas makro ekonomi, tren penurunan suku bunga, penetapan kepemilikan properti untuk warga negara asing, serta iklim investasi yang relatif kondusif, berpotensi menjadi katalis pertumbuhan industri properti nasional di masa depan