Beranda Estate Managament Modern Cikande, KI di Dekat Mulut Tiga Pelabuhan Besar Selat Sunda

Modern Cikande, KI di Dekat Mulut Tiga Pelabuhan Besar Selat Sunda

0
BERBAGI
Posisi kawasan industri Modern Cikande dalam peta antar wilayah di jalur distribusi Jakarta- Banten. (Dok. Modern-cikande.co.id, diolah ulang)

JAKARTA, tpcom– Kabupaten Serang berada di ujung barat laut Pulau Jawa terhubung langsung dengan Laut Jawa pada bagian yang disebut dengan Selat Sunda.

Wilayahnya dikelilingi oleh Kota Serang di utara, Kabupaten Tangerang di timur, Kabupaten Lebak di selatan, serta Kota Cilegon di barat. Tentu saja kabupaten ini juga berjarak tidak terlalu jauh dari Jakarta, sehingga dengan begitu bisa disebut sebagai salah satu wilayah yang strategis.

PT Modernland Realty Tbk melalui PT Modern Industrial Estat mengembangkan kawasan industri (KI) Modern Cikande di daerah itu, tepatnya di Cikande, seperti namanya, Modern Cikande. Pemerintah Kabupaten Serang sendiri telah menetapkan Zona Industri Serang Barat dan Zona Industri Serang Timur untuk mengembangkan potensi kabupaten itu sebagai salah satu wilayah industri manufaktur. Dan Modern Cikande adalah KI yang berada di Zona Industri Serang Timur yang mencangkup Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan dan Jawilan.

PT Modernland Realty Tbk membangun Hotel Swiss-Belinn Modern Cikande setinggi 10 lantai dengan kapasitas 165 kamar. Hotel ini berlokasi dalam kawasan KI Modern Cikande untuk melengkapi fasilitas penunjang kegiatan industri dan bisnis di kawasan tersebut. (Dok. PT Modern Industrial Estat)

KI Modern Cikande menjadi salah satu manajemen KI terluas di lingkar luar Jakarta dengan luas lahan pengembangan mencapai 3.175 hektare (ha). Saat ini dari pengelolaan lahan seluas itu, sudah hampir 40% yang dikembangkan dengan jumlah penghuni mencapai 200 perusahaan manafaktur. Sejumlah perusahaan hebat beroperasi dan melakukan proses produksi di Modern Cikande. Sebut saja PT Berri Indosari, PT Boo Young Indonesia, PT Fajarina Unggul Industry, PT Jongka Indonesia, PT Chempro Indonesia, PT Marindo Lab Pratama, PT Sierad Industries, PT Cargill Indonesia, PT San Fang Indonesia, PT Citra Baru Steel, PT Pigeon Indonesia, PT Charoen Pokphand Indonesia, dan PT Tomoe Engineering. Perusahaan ini menjalankan bisnis dalam berbagai bidang, mulai dari F&B, chemical, steel, metal product & smelter hingga bidang home & building materials.

Latar belakang salah satu potret pelabuhan nasional. Modern Cikande berada dalam akses yang bagus ke jalur tiga pelabuhan besar di Laut Jawa, Pelabuhan Ciwandan, Cigading, dan Pelabuhan Merak Mas. (Dok. Kontan)

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kawasan industri memiliki peran strategis dan vital dalam membangun perekonomian nasional. Dia memberi contoh peran kawasan industri dalam menciptakan lapangan kerja. Dari sebanyak 9.200 perusahaan yang beroperasi dalam kawasan industri pada saat ini telah mampu menyediakan lapangan kerja bagi 3,68 juta orang pekerja. Oleh karena itu, menurut dia, pengembangan kawasan industri di tanah air akan terus digiatkan untuk menjadi klaster ekonomi produktif dan berdaya saing tinggi dalam rangka menguatkan perekonomian.

Koneksi KI Dengan Pelabuhan Jadi Kunci Daya Saing

Kawasan industri sebagai pusat produksi industri manufaktur dan pelabuhan laut sebagai titik distribusi barang menjadi dua titik strategis yang saling mengisi. Seperti hubungan Kota Manchester dan Liverpool di Inggris pada masa lalu. Manchester sebagai kota industri maju dan Liverpool sebagai kota pelabuhan strategis terhubung dalam sebuah sinergi yang saling menguatkan. Koneksi kedua kota itu berperan penting untuk menaikan daya saing dan pamor industri manufaktur Inggris di peta persaingan perdagangan dunia.

Tetapi kemudian hubungan itu pecah setelah pemerintahan Kota Manchester memutuskan membangun sebuah kanal yang menghubungkan langsung kota Manchester dengan lautan lepas. Proyek kanal yang dibangun pada periode 1887- 1893 itu ditujukan untuk mengurangi beban biaya perjalanan dan pengangkutan dari Manchester ke pelabuhan Liverpool, dimana dengan kanal itu kemudian barang produksi dari pabrik di Manchester bisa dikapalkan langsung- yang mengambil alih fungsi pelabuhan- ke laut lepas. Dan pelabuhan di Liverpool-pun kehilangan fungsi sebagai pintu keluar pengapalan barang produksi dari industri manufaktur di Manchester.

Dok. Pemprov Banten

Secara mikro, dalam kaitan koneksi kawasan industri dengan pelabuhan tersebut, KI Modern Cikande memiliki keunggulan dan keuntungan. Kawasan industri ini berada pada garis akses yang sangat dekat menuju 3 pelabuhan besar di pesisir Laut Jawa, yaitu Pelabuhan Ciwandan, Cigading, dan Pelabuhan Merak Mas. Terkait dengan hal ini, kawasan industri milik PT Modern Industrial Estat ini sangat diuntungkan dengan pembangunan pintu tol Cikande yang tengah dibangun oleh operator jalan Tangerang- Merak. Dengan begitu, Modern Cikande menjadi lebih aksesibilitas ke jalur distribusi, dimana posisinya menjadi berjarak hanya 900 meter dari pintu tol yang rencananya segera beroperasi pada tahun ini juga.

Jadi jangan heran, kalau Direktur Utama PT Modern Industrial Estat, Pascall Wilson mengatakan banyak perusahaan yang memilih masuk ke Modern Cikande karena memiliki akses yang mudah untuk jalur distribusi barang ke pasar tujuan.

Tidak hanya aksesibilitas ke tiga pelabuhan tersebut, Modern Cikande juga hanya berjarak sekitar 68 km dari Jakarta dan sekitar 75 km dari Pelabuhan Tanjung Priok. Bahkan kawasan industri itu hanya berjarak 50 km dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, jalur untuk distribusi melalui kargo udara. Tersedianya beragam jalur distribusi ke luar dari Modern Cikande, pada akhirnya akan mendorong menaikkan daya saing produk yang dihasilkan oleh semua industri manufaktur yang beroperasi di dalam kawasan tersebut.

Berkaitan dengan koneksi KI dengan pelabuhan ini, ada pandangan menarik dalam hasil riset yang dilakukan oleh Diana Sekarayu Karunia & Komara Djaja– dari Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia dengan judul Peran Pelabuhan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota di Indonesia.
Dalam publikasinya disebutkan peran pelabuhan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mobilitas sosial dan perdagangan di wilayah Indonesia sangat besar mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan. Oleh karenanya, pelabuhan menjadi faktor penting dalam menjalankan roda perekonomian negara.

Berdasarkan sejarahnya, peningkatan efisiensi cenderung berdasar lokasi geografis, sehingga kota cenderung berlokasi dekat dengan laut atau sungai sehingga mempermudah pengiriman barang dengan biaya yang rendah, dan perusahaan yang berlokasi dekat sungai mendapat keuntungan karena bisa memanfaatkan arus sungai menjadi sumber tenaga. Hal ini terjadi di berbagai negara, begitu pula di Asia Tenggara di kota-kota seperti Jakarta, Bangkok, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh City, dan Manila yang berdiri dan tumbuh di pesisir.

Kawasan Industri memiliki karakter serupa dengan model daya saing kota tersebut. Daya saing dan keunggulannya ditentukan oleh lokasi geografisnya. Semakin dekat aksesnya ke pelabuhan maka semakin tinggi daya saing dan tingkat keunggulannya.

Oleh Erfendi Eka Putra

Baca: Transpormasi Jadi KI Terpadu, Modern Cikande Buka Hotel Swiss-Belinn Akhir 2017

LEAVE A REPLY