JAKARTA, tpcom- Pemerintah Singapura dengan berani menaikan dua kali lipat pajak pembelian properti untuk orang asing dari biasanya 30% menjadi 60%.
Keputusan ini bentuk kepercayaan diri yang tinggi dari otoritas Singapura bahwa pasar property di negara tetangga itu tidak akan berkurang di pasar internasional.
Secara spesifik Rprealtyplus.com menyebut bahwa langkah Singapura untuk menggandakan pajak properti bagi orang asing menandakan bahwa para pembuat kebijakan semakin menyadari lonjakan arus masuk uang dari orang kaya China, meskipun tarif yang lebih tinggi tidak mungkin mendinginkan harga rumah.
BACA JUGA: Proyek Kereta Cepat Malaysia ke Singapura dihidupkan lagi, Industri Properti Bakal Menggeliat?
Jika orang asing membeli properti senilai $5 juta di Singapura, maka mereka harus membayar 65 persen pajak, atau sekitar $3,25 juta. Menurut robbreport.com, besaran pajak terbaru yang dikenakan oleh pemerintah Singapura ini merupakan pajak properti termahal di dunia. Bandingkan dengan pajak sejenis di sejumlah kota besar di dunia, seperti orang asing di Vancouver dan Hong Kong hanya dikenakan tarif pajak 29 persen, di London, Melbourne, dan Sydney dikenakan dalam kisaran 14 persen. Apalagi dibandingkan dengan New York, mengenakan tarif pajak yang cukup rendah, hanya 4,3 persen saja.
Kebijakan itu muncul setelah banyak orang China yang sangat kaya pindah ke Singapura dalam beberapa tahun terakhir karena pembatasan pandemi yang ketat. Aset kantor keluarga di bank-bank Singapura sedang meningkat, dan biaya untuk segala sesuatu mulai dari apartemen hingga mobil mewah dan keanggotaan golf melonjak, meningkatkan kekhawatiran tentang kesenjangan kekayaan yang semakin melebar.
Waktu pengumuman juga dilakukan menjelang pemilihan umum pada tahun 2025. Dengan isu perumahan yang hangat, pihak berwenang menaikkan pajak untuk pembeli properti bernilai lebih tinggi dalam anggaran terbaru. Pada bulan Maret, Singapura meningkatkan ambang batas bagi investor global yang mencari status penduduk tetap dalam upaya untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan dan memberi manfaat bagi penduduk lokal.
BACA JUGA: Luncurkan Hunian Erleseen Tower, Meisterstadt Batam Jadi Saingan Marina Bay Singapura
Harga rumah di Singapura menentang pelambatan global yang membuat pasar mendingin dari Hong Kong hingga London. Harga bisa naik sebanyak 5% pada 2023 setelah naik 3,2% pada kuartal pertama.
Namun, aturan baru tersebut, menurut rprealtyplus.com lagi, sepertinya tidak akan mempengaruhi pasar massal karena orang asing hanya menyumbang 4,4% dari penjualan rumah pribadi di Singapura kalau merujuk pada kinerja penjualan property tahun lalu, menurut PropNex Realty dan data resmi. Perubahan kebijakan akan mempengaruhi sekitar 10% dari transaksi properti residensial, menurut pernyataan pemerintah.
Pemerintah Singapura tidak mengungkapkan asal-usul aliran masuk kekayaan, tetapi China telah menjadi kelompok pembeli asing terbesar sejak 2016 dan merupakan 6,9% dari pembelian apartemen pribadi oleh orang asing tahun lalu. Itu proporsi tertinggi sejak sebelum pandemi. Peningkatan lebih dari 10% dalam jumlah rumah yang dibeli oleh China tahun ini, seiring dengan meningkatnya pasokan.
Oleh karena itu, langkah-langkah baru dapat dilihat sebagai tindakan pencegahan daripada tindakan segera untuk memperlambat pembelian dari pembeli asing ini, tambahnya. “Semakin menonjol Singapura saat terjadi krisis, semakin banyak orang yang ingin datang ke Singapura,” kata Chief Financial Officer United Overseas Bank Ltd. Lee Wai Fai.
Berita ini disarikan dari sejumlah sumber:
