Beranda Hunian Hunian di Pinggir Laut Bisa Jadi Obat Stres dan Bahagia

Hunian di Pinggir Laut Bisa Jadi Obat Stres dan Bahagia

0
BERBAGI
Berdiam atau tinggal di pinggir laut diyakini sangat diminati oleh kalangan menengah atas yang mencari hunian private dan penuh ketenangan. Banyak masyarakat memilih hunian di pinggir laut karena bisa menghadirkan suasana tenang, rilek dan menurunkan tingkat stres serta meningkatkan imunitas tubuh. (Foto dailyhotels.id/2018)

SURABAYA, tpcom- Topografi Proyek Grand Sagara, Surabaya yang berada di pinggir laut diyakini sangat diminati oleh kalangan menengah atas yang mencari hunian private dan penuh ketenangan. Mereka memilih hunian di pinggir laut karena bisa menghadirkan suasana tenang, rilek dan menurunkan tingkat stres serta meningkatkan imunitas tubuh.

Satrio Sujatmiko, Project Director PT PP Properti Suramadu, mengatakan banyak hasil penelitian yang menyebutkan hunian di pinggir pantai atau laut sangat baik untuk kesehatan otak karena membuat perasaan dan pikiran menjadi bahagia, tenang, dan kembali bersemangat.

“Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Washington University dan UC Irvine yang menemukan persepsi bahwa liburan ke pantai mampu meningkatkan kreativitas, mengurangi depresi dan kecemasan, serta mengembalikan kesehatan mental. Itulah kenapa banyak masyarakat ingin ke pantai,” ujarnya di Surabaya, Kamis, 3 Oktober 2019.

BACA JUGA: ‘Pasar Milenial Jatim Tertarik Konsep Resor Grand Sagara’

Dalam hal ini, menurutnya, Grand Sagara yang kini tengah dikembangkan berada di dekat pantai yang menghadap ke laut utara Surabaya, tepatnya di kaki Jembatan Suramadu Surabaya adalah lokasi hunian yang cocok untuk itu. Anak usaha PT PP Properti Tbk., itu berencana mengembangkan 14 menara apartemen, hotel, perkantoran, hingga ruang konvensi, dan pusat perbelanjaan di areal seluas 5,6 hektare.

Grand Sagara, proyek hunian terpadu berkonsep resor pantai akan dikembangkan sebanyak 14 menara apartemen, hotel, perkantoran, hingga ruang konvensi, dan pusat perbelanjaan di areal seluas 5,6 hektare.

“Kami sekarang fokus menjual proyek Adriatic Tower. Menara apartemen setinggi 50 lantai dengan kapasitas 1.040 unit apartemen. Kami tentu diuntungkan karena ini resor pantai yang akan menarik bagi masyarakat kelas menengah atas,” katanya.

Sementara itu, Galih Saksono, Direktur Realti PT PP Properti Tbk., mengatakan apartemen Adriatic Tower sangat bersaing di pasar, baik dari segi harga maupun mutu proyek. “Kami menyebutnya proyek premium berharga sederhana. Kami cuma patok harga Rp330 juta hingga Rp800 juta per unit. Ini setara dengan Rp17 jutaan per meter persegi.”

Dia membandingkan dengan rilis harga rata-rata apartemen dan kondominium di Surabaya yang berdasarkan rilis Colliers Indonesia mencapai pada kisaran Rp21,3 juta per meter persegi atau tumbuh tipis sebesar 2,1% jika dibandingkan semester lalu.

“Jadi harga kami sangat bersaing. Kalau kualitas kami masuk dalam kelas premium untuk Surabaya. Yang terpenting lagi kami satu-satunya resor pantai di Surabaya dan menjadi apartemen tertinggi karena dibangun 50 lantai,” katanya lagi.

Terkait dengan proyek Grand Sagara sendiri, Satrio mengarapkan bisa memberikan kontribusi positif bagi pengembangan Surabaya sebagai salah satu kota utama di Indonesia. Grand Sagara akan mengubah wajah pesisir Surabaya yang selama ini terkesan keras menjadi wilayah yang berkelas. “Kami juga menjual view Selat Madura dengan ikon jembatan Suramadunya. Nanti akan terlihat Indah dari apartemen yang kami bangun,” ujarnya.

PT PP Properti Suramadu membangun persepsi Grand Sagara sebagai sebuah perjalanan dari gunung bangunannya yang tinggi menuju lautan yang menjadi lokasinya yang memang terletak di lokasi terindah di bagian utara kota Surabaya.

“Tempat yang memberikan ketenangan jiwa, raga dan pikiran anda. Grand Sagara menawarkan sebuah pengalaman baru yang tidak dapat anda temui sebelumnya di Surabaya. Sebuah hunian Hi-Rise Villa berkonsep resort tepi pantai yang terkoneksi dalam sebuah kawasan superblock,” kata Satrio lagi.

LEAVE A REPLY