JAKARTA, tpcom- Asosiasi pengembang properti, REI menargetkan pembangunan 430.000 unit hunian yang terdiri dari 230.000 unit rumah program subsidi dan 200.000 unit hunian komersial berharga Rp200 juta hingga Rp300 juta.
Target ini merefleksikan persepsi optimisme di kalangan pengembang anggota Realestat Indonesia sekaligus pertumbuhan unit yang dibangun, dimana pada 2018 terbangun sebanyak 394.686 unit yang terdiri dari 214.686 unit rumah program subsidi dan 180.000 unit rumah komersial berharga Rp200 juta- Rp300 juta.
Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata mengatakan pihaknya masih optimistis menjalanakan bisnis properti, terutama perumahan pada tahun ini sehingga dalam perencanaan bisnis oleh anggota ada kenaikan jumlah rumah yang akan dibangun yang mencapai 430.000 unit rumah untuk menengah bawah.
“Kami yakin capai rebound pada tahun ini. Ini dengan catatan tidak ada goncangan ekonomi yang luar biasa yang berdampak langsung kepada sektor properti dan perumahan. Selain rumah bersubsidi, kami akan genjot juga rumah komersial harga di bawah Rp300 juta untuk menyasar kalangan milenial,” kata praktisi industri properti itu di Jakarta, Rabu (23/01).
BACA JUGA: Tak Mampu Beli Rumah Kenapa Memaksa, Tinggal di Rusunawa Saja
Untuk itu, Pak Eman, begitu dia akrab dipanggil, meminta pemerintah untuk menjaga iklim usaha agar pengembang bisa lebih kuat membantu program perumahan rakyat yang menjadi program prioritas oleh pemerintah untuk memberikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dia menyebutkan ada tujuh isu penting yang berdampak langsung terhadap sektor perumahan, yaitu regulasi, perizinan, perpajakan, perbankan dan pembiayaan, pertanahan, tata ruang, dan infrastruktur.
“Jadi ini perlu diperhatikan oleh pemerintah agar program perumahan tidak terganggu pada tahun ini. REI kan sudah berkomitmen menjadi garda terdepan dalam pembangunan perumahan rakyat atau MBR.”
Semberi dia berharap hajatan pemilu pada April 2019 ini berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan persoalan yang bisa merusak iklim usaha di tanah air.
Sebelumnya, Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi AM mengatakan pemerintah menargetkan pembangunan 1,25 juta unit perumahan rakyat pada 2019 dengan proyeksi pengembang swasta bisa membantu penyediaan pasokan minimal 50% dari total target tersebut.
Dalam hal ini, pemerintah menyiapkan pagu harga unit rumah bersubsidi naik antara 3%-7,5% mulai Februari depan. Sedangkan DPP REI sendiri mengusulkan kenaikan harga tersebut sebesar 10% dari harga yang berlaku saat ini.
Pagu harga rumah bersubsidi bervariasi antar daerah dengan harga termurah di Jawa- luar Jabodetabek sebesar Rp130 juta dan termahal di Papua dengan pagu harga mencapai Rp205 juta. (Lihat Tabel)
Soelaman mengatakan perhatian REI sangat tinggi pada program perumahan rakyat karena sejak awal program ini dirilis oleh pemerintah, REI mendukung sepenuhnya. Bahkan mayoritas pengembang yang menjadi anggota REI adalah pengembang yang menggarap program perumahan rakyat.