JAKARTA, tpcom– Indonesia dijadwalkan menggelar FIABCI Desember Meeting and Global Business Summit 2018 di Bali pada 7-10 Desember, menyusul putusan Kongres FIABCI Dunia ke-69 yang diadakan di Dubai yang menunjuk RI sebagai tuan rumah ajang tersebut.
DPP Realestat Indonesia (REI) telah menyampaikan rencana kegiatan itu kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada pekan lalu dan Presiden memberikan sinyal bersedia hadir dalam ajang pertemuan global untuk kalangan pengembang dan stakeholder sektor industri properti dan perumahan tersebut.
Soelaeman Soemawinata, Ketua Umum DPP REI yang juga Presiden FIABCI Asia Pasifik, mengatakan ada sekitar 1.500 peserta dari mancanegara yang akan hadir di Bali yang rencanakan akan berlokasi di Nusa Dua.
“Waktu bertemu Presiden Jokowi di Istana, beliau minta diingatkan lagi sebulan menjelang acara. Ada sinyal Presiden akan hadir di acara itu. Ini kegiatan istimewa karena baru pertamakali digelar oleh FIABCI di luar Eropa. Biasanya kegiatan FIABCI Desember Meeting and Global Business Summit ini selalu di kota- kota Eropa. Jadi REI sebagai host ingin menyiapkan acara ini sdebaik mungkin agar bisa memberikan manfaat bagi citra dan perekonomian nasional,” ujarnya dalam acara berbuka bersama REI dengan wartawan di Jakarta, Senin malam (4/6).
Baca juga: Bangun Data Pasar Properti, REI & Bank Indonesia Sharing Data
Dia menjelaskan FABCI Indonesia dengan REI akan mengusung dua tema menarik dalam ajang tersebut, yakni Affordable Housing and Sustainable Tourism Development.
“Dua isu sentral yang sedang mengemuka di dunia khususnya negara-negara ketiga dan juga menjadi prioritas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.”
Dia meyakini kegiatan tersebut akan sangat berarti bagi Indonesia yang sedang mengelorakan penyediaan hunian layak terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui Program Sejuta Rumah.
Juga akan mendorong pengembangan sektor pariwisata yang ditargetkan menjadi penyumbang terbesar devisa negara setelah industri kelapa sawit (CPO) sekaligus sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbesar.
Lebih jauh, tuturnya, FIABCI Indonesia sudah setahun terakhir ini di berbagai forum FIABCI selalu berbicara dan mengangkat isu tentang rumah rakyat.
“Selalu disampaikan bahwa Indonesia dalam tiga tahun berturut-turut berhasil mencapai kinerja penyediaan rumah rakyat dengan target satu juta unit setiap tahun dengan realisasi lebih dari 800 ribu unit setiap tahunnya.”
Dari 68 negara yang bergabung di FIABCI, kata Eman, begitu sapaan akrab Ketum DPP REI itu, kemungkinan hanya Indonesia satu-satunya negara yang pemerintahnya membuat konsep rumah murah dengan mengedepankan peran swasta. Menurut Eman, banyak negara di dunia saat ini meminta dirinya memaparkan bagaimana rule model penyediaan affordable housing di Indonesia.
“Misalnya saya mendapat banyak permintaan untuk menyampaikan topik hunian terjangkau ini di Hawaii dan Taiwan. Mereka ternyata ingin belajar banyak mengenai model yang sudah berjalan di Indonesia ini, dan berharap dapat menerapkan di negaranya.
Jadi sekarang REI atau FIABCI Indonesia ikut berperan aktif dalam mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Ini sejalan dengan komitmen REI sebagai garda terdepan membangun rumah rakyat,” kata Eman.
Peran tersebut dapat dilakukan karena REI merupakan asosiasi perusahaan properti nasional yang mempunyai networking luas di dunia dengan 68 negara, 120 asosiasi real estat dunia dan terkoneksi dengan PBB dan Bank Dunia.
Hal itu, kata Eman, membuat REI cukup kuat untuk mendukung semua program pemerintah di bidang perumahan rakyat, dan tentunya berperan dalam memajukan industri real estat nasional.
Ajang FIABCI Desember Meeting and Global Business Summit 2018 di Bali itu terasa menjadi lebih istimewa karena akan diadakan bersamaan dengan Rakernas REI sendiri yang merupakan salah satu agenda besar bagi asosiasi pengembang terbesar dan tertua di Indonesia tersebut.