Beranda Apartemen Synthesis Residence Kemang Rayu Buyer Apartemen Dengan Arsitektur Batik & Rumah Joglo

Synthesis Residence Kemang Rayu Buyer Apartemen Dengan Arsitektur Batik & Rumah Joglo

0
BERBAGI
Desain gambar proyek Synthesis Residence Kemang. (Dok. Synthesis Development)

JAKARTA, tpcomSynthesis Development mengembangkan proyek Synthesis Residence Kemang di Jakarta dengan mengusung konsep arsitektur yang menonjolkan sentuhan Batik Kawung dan Pendopo Rumah Joglo.

Pengembang yang punya succes story mengembangkan sejumlah proyek hunian jangkung di Ibukota tersebut, menyakini proyek baru itu bisa bersaing dalam menghadapi persaingan proyek apartemen di Jakarta kini sedemikian sengit karena banyaknya proye baru yang digarap oleh pengembang.

Managing Director Stynhesis Resdeince Kemang, Julius Warouw mengatakan Synthesis Residence Kemang bisa menarik pasar untuk menyerap unit yang akan dibangun dengan menawarkan konsep hunian vertikal modern yang sarat khas budaya Indonesia.

Hal itu, menurutnya, menjadi diferensiasi sekaligus nilai kompetitif terhadap hunian vertikal yang kini muncul di berbagai area strategis di Jakarta yang kebanyakan tampil dengan desain modern tapi tanpa ada sentuhan nilai lokal Indonesia yang sejatinya memberi warna lebih universal.

“Sejalan dengan pertumbuhan hunian, konsumen merindukan suasana kultural yang hadir di sekeliling mereka, dengan suasana kedaerahan yang membawa fase hidup seimbang antara modernisasi tanpa menanggalkan budaya. Kami yakin konsep ini bisa menjadi daya tarik bagi pasar untuk memilih Synthesis Residence Kemang,” katanya dalam siaran persnya yang didapat Transaksiproperty.com, Sabtu (13/1)

Berangkat dari komitmen tersebut, ujar Julius, Synthesis Development menghadirkan proyek Synthesis Residence Kemang, sebuah hunian vertikal dengan konsep yang sarat khas budaya Indonesia, tanpa meninggalkan kemajuan zaman now yang sejatinya menjadi kebutuhan masyarakat.

Dok. Synthesis Development

“Synthesis Residence Kemang berada di kawasan yang identik dengan seni dan tradisi di tengah kota Jakarta. Hasl ini menjadi point of interest yang ditawarkan kepada konsumen,” tambahnya.

Julius menjelaskan proyek apartemen strata title itu dikembangkan di atas lahan seluas 2 hektar dengan total hunian 1.188 unit ini. Desainnya mengangkat budaya Jawa dengan nilai universal yang ditunjukkan melalui konsep arsitektur yang menonjolkan sentuhan Batik Kawung dan Pendopo Rumah Joglo.

“Jika selama ini batik identik dengan pakaian, apartemen ini memberikan motif Batik Kawung di sisi interior dan eksteriornya. Nuansa Jawa juga dirasakan ketika berada di Rumah Joglo yang menjadi lobi utama dari dua tower kembar, Nakula dan Sadewa. Melengkapi nuansa etnik, di depan Rumah Joglo terdapat patung Bancak Doyok yang merupakan karya pematung Wahyu Santosa,” jelasnya.

Pembangunan proyek yang telah mendapatkan Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) Nomor 007/5.7/31/-1.711.534/2015 untuk membangun hunian bertingkat di kawasan Kemang ini, mempunyai proses yang sama sebagaimana dalam pembuatan Batik Kawung.

“Sejak pertama kali, kami punya carefully design untuk kenyamanan penghuni, ada sentuhan emosional di situ. Tujuannya, apartemen ini menjadi home bagi orang yang tinggal di dalamnya, dengan salah satu nilainya adalah privacy,” kata Julius lagi.

Apartemen dengan tiga tower (Arjuna, Nakula, dan Sadewa) ini, juga memiliki lahan terbuka hijau yang dilengkapi dengan Taman Tirta Astana. Di dalam Tirta Astana sendiri, kata Julius, terdapat Amerta – Swimming Pool, Prasanti – Yoga Pavilion, Ananta – Reflecting Pool, Astaka – Main Gazebo, Pranala – Children Swimming Pool, Dewari – Children Playground, Nismara – Barbeque Area, Samboga – Dining Pavilion, dan Aksara – Reading Pavilion.

“Semua fasilitas tersebut dapat dinikmati oleh penghuni yang disesuaikan dengan kebutuhan. Seolah-olah, penghuni yang tinggal akan nyaman seperti bangsawan Jawa yang tinggal turun dan bisa bersantai menikmati taman dan beragam fasilitasnya,” ungkap Julius

Selain taman, kata Julius, fasilitas lain juga ditawarkan oleh apartemen ini seperti, gym, jogging track, dan area komersial yang dilengkapi dengan cafe, restoran, laundry, minimarket, dan salon yang dibangun di kawasan komersial tiga lantai bernama Teras Srikandi.

“Teras Srikandi ini merupakan konsep symbiotic development, dimana penghuni dapat menikmati quality time, ngopi, hang out dan lain sebagainya,” papar Julius.

Di sisi lain, menurut dia, kalangan pengembang properti tetap memandang tahun 2018 ini dengan sikap optimistis. Peluang pasar properti untuk tumbuh di tahun politik ini dinilai masih terbuka. “Kekhawatiran terhadap tahun politik hendaknya tidak menjadi kendala bagi pengembang.”

LEAVE A REPLY