JAKARTA, tpcom– Riyadh Group Indonesia menunjuk PT Pembangunan Perumahan Tbk., (PTPP) untuk menjadi kontraktor pembangunan enam menara proyek Setiabudi Condominium setinggi 15 lantai di Medan, dengan nilai kontrak pekerjaan mencapai Rp302 miliar.
PT Lima Putra Realti, anak usaha Riyadh Group mengembangkan hunian jangkung itu di jalan Haermonika 2 dengan kapasitas mencapai 848 unit dengan sasaran untuk membidik pasar di Ibukota Sumatera Utara dengan kisaran harga Rp334 juta hingga Rp964 jutaan per unit apartemen.
CEO Riyadh Group Indonesia Bally Sahputra mengatakan Divisi Gedung I PTPP akan mengerjakan pembangunan enam menara itu dengan target selesai dibangun pada Juli 2019, sembari pihaknya terus melakukan penjualan unit yang tengah dibangun tersebut.
“PTPP akan membangun menara setinggi 15 lantai ditambah dua lantai basement dan ruang komersial seluas 3.276 m2. Kami memilih PTPP melalui proses tender pekerjaan yang diikuti oleh tujuh kontraktor. kami yakin BUMN kontraktor ini akan menghasilkan konstruksi bangunan yang berkualitas seperti yang kami harapkan,” ujar Bally, Jumat 920/10).
Apartemen ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas hunian kelas bintang lima, di antaranya fasilitas olahraga, gedung pertemuan, fasilitas bermain anak, dan lahan parkir yang luas.
Bally yang juga pengurus DPP REI ini, mengatakan pihaknya terus melakukan pemasaran unit apartemen Setiabudi Condominium dengan klaim perkembangan penjualan sudah diserap pasar sekitar 20% dari total unit yang dikembangkan.
Bidik Pasar Mahasiswa & Akademika
Karena proyek apartemen ini berlokasi tidak jauh dari lingkungan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), ungkap Bally, sejak awal pihaknya merancang proyek itu untuk menarik potensi pasar hunian dari kalangan kampus.
Dalam hal ini, lanjutnya, Riyadh menawarkan tipe unit satu kamar dengan sekitar Rp333,9 juta hingga tipe terbesar dengan harga Rp963 juta. “Ada beberapa tipe yang kami tawarkan, dari satu tempat tidur, dua kamar tidur, hingga tipe dua lantai dengan tiga kamar tidur.”
Menurut pengusaha berdarah Minang ini, selian membidik pasar dari kalangan mahasiswa dan dosen di Medan, pihaknya juga membidik potensi pasar dari kalangan perantau dan mahasiswa asal Malaysia yang kuliah di Medan.
“Kami melihat prospek pasar apartemen di Medan sudah besar karena perekonomian Sumut itu kuat. Kami coba masuk ke segmen pasar kelas menengah atas dengan unit apartemen seharga Rp300 jutaan hingga Rp900 jutaan,” ujarnya.