JAKARTA, tpcom- PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL) fokus menyelesaikan pekerjaan pembangunan tujuh proyek propertinya di Jawa dan Sumatera dengan menyediakan belanja modal (capex) sebesar Rp1,7 triliun untuk mendukung pembiayaannya hingga akhir tahun 2019.
Tujuh proyek yang dimaksud adalah superblok Meisterstadt Batam, superblok Pollux Technopolis di Karawang, apartemen Chadstone di Cikarang, Pollux Gangnam District di Bekasi, apartemen Pollux Sky Suites hingga proyek perkantoran World Capital Tower di Mega Kuningan Jakarta.
Terkait dengan pengembangan proyek itu, Pollux memproyeksikan marketing sales 2019 mencapai Rp1,98 triliun atau naik hingga dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2018 tercatat sebesar Rp928 miliar.
Pendapatan tersebut berasal dari pengakuan pendapatan lanjutan atas booking sales yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya sampai dengan tahun 2018. Di antaranya pendapatan dari Meisterstadt Batam sebesar Rp801,8 miliar, Chadstone sebesar Rp511,3 miliar, Amarsvati sebesar Rp94,6 miliar, World Capital Tower sebesar Rp60,3 miliar, dan Gangnam District sebesar Rp48,1 miliar.
Sedangkan pendapatan dari penjualan proyek baru yang terjadi pada tahun 2019 terutama berasal dari booking sales proyek Chadstone sebesar Rp176,7 miliar, World Capital Tower sebesar Rp133,2 miliar, Meisterstadt sebesar Rp85,1 miliar, Amarsvati sebesar Rp47,7 miliar dan Gangnam District sebesar Rp18,3 miliar.
“Di tahun 2019, kami masih memfokuskan pada penyelesaian proyek-proyek yang sedang berjalan, melakukan persiapan untuk proyek dalam portofolio dan melihat potensi proyek baru untuk pengembangan usaha,” ujar Po Sun Kok, Preskom POLL dalam acara public expose bersama sejumlah media usai menggelar RUPST di Jakarta, Kamis (20/6).
BACA JUGA: Prioritas Mutu Meisterstadt Batam, Pollux Pesan Lift Dari Kone Senilai Rp238 Miliar
Dia menjelaskan hampir seluruh proyek Pollux Properti Indonesia saat ini mengusung konsep mega superblok yang merangkum berbagai sub sektor properti seperti residensial, perkantoran, pusat perbelanjaan hingga rumah sakit.
POLL juga berniat mengerek pendapatan berulang atau recurring income dari beberapa proyek, diantaranya dua proyek mal di Cikarang dan Batam. “Kami ingin kontribusi dari recurring income bisa tumbuh dan berada di kisaran 20%-30%. Untuk jangka panjang, Perseroan menargetkan porsi recurring income hingga bisa mencapai 50%. Perseroan sendiri saat ini memiliki cadangan lahan premium di beberapa lokasi seperti di CBD Jakarta dengan luas 1,3 hektar dan beberapa lokasi di Jawa Barat seluas 66,1 hektar,” ungkap Nico Po, Presdir POLL.
Proyeksi pertumbuhan angka marketing sales Rp1,98 triliun pada tahun ini menunjukan komitmen manajemen untuk meraih peningkatan kinerja yang berkesinambungan dari tahun-tahun sebelumnya, dimana pembukuan penjualan Rp928 miliar pada 2018 juga tren pertumbuhan sebesar 110% dibandingkan dengan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp441 miliar.
RUPST Putuskan Tak Bagi Dividen
Peningkatkan penjualan tahun lalu memberikan dampak positif sehingga bisa mencatatkan laba bersih sebesar Rp229 miliar atau meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp100 miliar. “Pendapatan tersebut dikontribusi dari penjualan apartemen sebesar Rp594 miliar dan penjualan perkantoran sebesar Rp332 miliar. Adapun, total asset yang dimiliki Perseroan adalah sebesar Rp4,9 triliun, meningkat 48% dibanding tahun 2017 sebesar Rp3,3 triliun,” ujar Nico Po.
Pelaksanaan RUPST pada kamis itu adalah RUPST pertama yang dilakukan Perseroan setelah resmi menjadi perusahaan go public dan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada 11 Juli 2018 lalu.
Dalam RUPST hari ini, para pemegang saham menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Tahunan Perseroan, termasuk Laporan Pertanggungjawaban Direksi dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.
Terkait pemanfaatan hasil laba bersih dari kinerja 2018 yang mencapai Rp229 miliar, disepakati oleh hasil RUPST digunakan sebagai modal kerja untuk membiayai proyek-proyek baru yang tengah digarap perseroan sehingga tidak ada bagian laba yang diberikan kepada pemegang saham.
Hal itu diharapkan oleh manajemen Pollux bisa membantu menggenjot marketing sales 2019 yang ditargetkan mencapai Rp1,98 triliun atau naik hingga dua kali lipat dibanding dengan tahun 2018 tercatat sebesar Rp928 miliar.