TPCOM, JAKARTA- Optimistis dengan permintaan properti Cibubur – Cileungsi, mendorong manajemen Harvest City, salah satu pengembang skala besar di kawasan itu untuk menggeser pangsa pasarnya dari hunian kelas menengah bawah menjadi kelas menengah atas.
Pemilik kawasan seluas 1.050 hektare yang dinamai Harvest City ini mulai sedikit menaikan intensitas penjualan di segmen transisi menuju kelas menengah atas, yaitu bermain pada hunian dengan banderol harga pada kisaran Rp250 juta- Rp800 juta, sebelum naik level menggarap hunian kelas menengah atas.
Chief Executive Officer (CEO) Harvest City Hendry Nurhalim mengatakan banyak alasan yang mendorong pihaknya melakukan langkah bisnis serupa itu, di antaranya kawasan Cibubur- Cileungsi yang makin kompetitif dan tingkat kebutuhan hunian yang makin tinggi di Jabodetabek.
“Kami sendiri sangat optimis, bisnis sektor properti akan mengalami jaman keemasannya. Kita tinggal tunggu momentumnya saja, selain infrastruktur dikebut, bunga KPR pun semakin murah single digit ,” kata Hendry dalam rilisnya pada Kamis (27/7).
Baca pula: Harvest City & Geliat Cibubur Jelang Rampungnya Mega Infrastruktur
Melihat prospek pasar yang makin bagus itu, lanjutnya, pihaknya pada 2018 akan fokus pada pembangunan rumah– rumah dan fasilitas kelas real estate dan semi real estate yang dikelompokkan pada pasar menengah atas.
Dalam hal ini, lanjutnya, Harvest diuntungkan memiliki lahan perumahan terluas di sepanjang Jalur Transyogi yang mencapai 1.050 hektar, sehingga pengembangannya dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Di samping juga didukung oleh kesiapan infrastruktur, akses jalan, dan fasilitas di Harvest City sudah sangat memadai, tambah Hendry. “Sekarang ini sudah ada akses jalan tembus Cibubur – kawasan industri MM2100 Cibitung, ditambah lagi di tahun 2018 proyek jalan tol JORR 2 dan LRT [Light Rail Transit] akan beroperasi.”
Bahkan, ungkap dia, saat ini sedang gencar melakukan revitalisasi kawasan dengan proyeksi pada 2018 bisa representatif menjadi kawasan real estate elit.
“Kami juga akan memperlebar jalan-jalan utama, menambah fasilitas-fasilitas kota, supermarket, sekolah, tempat ibadah, sarana rekreasi, sarana olah raga dan lain sebagainya,” ujar CEO Harvest City itu lagi.
Momentum Untuk Naik Kelas Jadi Kawasan Elit
Sedangkan Marketing Manager Harvest City Leonard Suprijatna, mengatakan produk hunian yang kini gencar di pasarkan adalah klaster Sweet Alba dan Rosaline dengan harga mulai dari Rp350 jutaan hingga di atas Rp800 jutaan.
Dia mengklaim hunian ini yang masuk dalam kategori perintis hunian kelas menengah atas cukup diminati oleh pasar sehingga makin menebalkan keyakinan manajemen untuk segera naik kelas dalam pengembangan segmen proyek.
Dalam hal ini, lanjutnya, kinerja penjualan rumah dan ruko di Harvest City selama semester pertama tahun ini mencapai Rp250 miliar. Manajemen Harvest sendiri menargetkan angka penjualan tahun ini sebesar Rp400 miliar.
“Tahun ini, Harvest City membuka 3 kluster residensial baru sekaligus, yaitu Sakura Daisuki, Sakura Emiko, dan Sweet Alba. Kami tengah fokus memasarkan produk ini dengan respon pasar yang sangat bagus. Untuk Sweet Alba dijual dengan kisaran harga Rp450 jutaan hingga Rp800 jutaan. Dari 250 unit yang dikembangkan sudah terjual sekitar 15%,” kata Leonard.
Terkait dengan rencana masuk ke segmen menengah atas pada 2018, ungkapnya, sudah disiapkan 4 kluster hunian baru dengan bidikan pasar kelas menengah atas dan satu klaster premium.