Debit air yang keluar dari pancuran tidak sekadar berfungsi mengucurkan air. Bentuk debit air dapat berpengaruh terhadap kulit sekaligus menghemat air.
Bentuk debit seperti titik air hujan maupun kucuran air secara deras merupakan beberapa bentuk debit air yang keluar dari kran maupun shower.
Benedictus Teguh, Senior Marketing Specialis Kohler Indonesia, sebuah label interior kamar mandi dan dapur mengatakan masing-masing bentuk debit memiliki keunggulannya.
Seperti debit air yang digunakan untuk kran, debit air dapat menggunakan bentuk titik air hujan maupun kucuran air.
Namun, debit berbentuk titik hujan lebih hemat air dibanding dengan kucuran air. “Biasanya yang berupa titik hujan debit airnya lebih hemat dibandingkan yang mengucur langsung, sehingga banyak digunakan di tempat umum,” ujar Teguh, Senin (6/2).
Kran yang menggunakan debit kucuran air kerap terasa lebih keras dan sakit di kulit. Untuk menghindari hal tersebut, Teguh mengatakan ujung kran dapat dipasang filter yang dikenal dengan aerator sehingga air yang keluar seperti busa air.
Cara tersebut untuk mencegah agar air tidak menciprat ke berbagai arah dan jatuhnya air tidak terasa keras di kulit. Sementara, debit air yang keluar dari shower lebih banyak berupa titik hujan.
Berbagai produk shower telah dilengkapi dengan teknologi sehingga air bercampur dengan udara. Alhasil, butiran airnya lebih besar dari butiran air normal sehingga air yang jatuh ke kulit lebih terasa dan tetesannya lebih lebut ketimbang butiran air biasa.
Bentuk debit shower maupun kran memberikan kenyaman selama mandi. Di sisi lain, bentuk kran maupun shower akan menambah desain elegan pada kamar mandi.
Seperti kran yang memiliki kontrol di samping, bentuknya dapat memberikan estetika interior sekaligus untuk memudahkan penggunaan aliran air maupun pengaturan suhu.
Kemudahan penggunaan dan visual tidak mengesampingkan estetik menjadikan aktivitas membersihkan terasa tengah bermanja-manja.